Doa Syaikh Ibnu Atha’illah – 12:
Ų„ŁŁŁ ŁŲÆ Ų¹ŁŁ ŲŖ ŲØŲ§Ų®ŲŖŁŲ§Ł Ų§ŁŲ¢Ų«Ų§Ų± ŁŲŖŁŁŁŲ§ŲŖ Ų§ŁŲ£Ų·ŁŲ§Ų± Ų£Ł Ł Ų±Ų§ŲÆŁ Ł ŁŁ Ų£Ł ŲŖŲŖŲ¹Ų±Ł Ų„ŁŁ ŁŁ ŁŁ Ų“ŁŲ” ŲŲŖŁ ŁŲ§ Ų£Ų¬ŁŁŁ ŁŁ Ų“ŁŲ”.
Tuhanku, dengan perubahanĀ² makhluk dan pergantian masa, aku telah mengerti bahwa keinginan-Mu dariku ialah memperkenalkan kekuasaan-Mu kepadaku dalam segala keadaan dan masa sehingga aku tidak lupa pada-Mu dalam sesuatu apa pun.
Tuhanku, dengan perubahan alam benda dan pergantianĀ² kondisi, dari sakit, sehat, kaya, miskin, terhormat, hina, lapang dan sempit, sejahtera dan susah, serta keadaan lainnya yg kualami, aku mengetahui bahwa keinginan-Mu dariku adalah memperkenalkan kuasa-Mu kepadaku agar aku mengenal-Mu dalam segala sesuatu sehingga aku tidak bodoh tentang Diri-Mu. Sekiranya aku ditetapkan pada satu kondisi yg baru, berarti pada kondisi sebelumnya pengetahuanku tentang-Mu masih kurang dan musyahadah -ku belum sempurna.
Maknanya, jika Allah Ta’ala menurunkan penyakit atau kemiskinan kepadaku, pada saat itu, aku mengetahui bahwa tak seorang pun yg mampu menepisnya, kecuali Dia. Hanya Dia yg membuatku sakit dan miskin maka aku pun akan bersabar atas hal itu. Jika Allah Ta’ala memberikan kesehatan atau kekayaan kepadaku, aku mengetahui bahwa Dialah yg memberikan karunia dan nikmat itu sehingga aku pun bersyukur atasnya. Demikian seterusnya, sekiranya Dia menetapkanku pada satu kondisi, seperti kesehatan atau kekayaan, aku berarti tak akan pernah mengenal Tuhanku pada saat aku miskin dan sakit. Aku tidak mengetahui-Nya melalui penyakit dan kemiskinanku. Aku tidak mengenali-Nya melalui perasaan bahwa tak seorang pun yg bisa mengangkat kesedihan, kecuali Dia sehingga pengetahuanku tentang-Nya masih kurang. Oleh karena itu, seorang hamba tidak boleh lupa terhadap Tuhannya, saat sejahtera maupun saat menderita dan hina, saat sehat maupun sakit, saat kaya maupun miskin.