46. Penjelasan Tentang Bidadari

Di dalam khobar dari Nabi SAW, sesungguhnya Beliau bersabda : Allah Yang Maha Luhur menciptakan wajah-wajah bidadari dari 4 warna yaitu putih, hijau, kuning, dan merah. Dia menciptakan kedua tangannya dari za’faran, misik (kasturi), anbar, dan kapur. 

Rambutnya dari sutera. Mulai dari jari-jari kedua kakinya sampai kedua lututnya (diciptakan) dari za’faran dan wewangian. Mulai dari kedua lututnya sampai payudaranya dari misik (kasturi). Mulai dari payudaranya sampai lehernya dari anbar. Dan mulai dari lehernya sampai kepalanya dari kapur. 

Jikalau bidadari meludah dengan sekali ludah di dunia, niscaya ludah itu menjadi misik (kasturi). Tertulis di dadanya nama suaminya dan sebuah nama dari asma-asma Allah Yang Maha Luhur. Di setiap tangan dari kedua tangannya terdapat 10 gelang dari emas, di jari-jari tangannya terdapat 10 cincin, dan di kedua kakinya terdapat 10 gelang kaki dari permata dan lu’lu’ (mutiara).

Diriwayatkan dari Sahabat Ibnu Abbas ra, sesungguhnya Nabi SAW bersabda : Sesungguhnya di dalam surga terdapat bidadari yang dipanggil dengan nama “Aina“. Ia diciptakan dari empat perkara, yaitu dari misik (kasturi), kapur, anbar, dan za’faran. Dan tanahnya diadon (diaduk) dengan ma’ul hayah (air kehidupan). Semua bidadari merindukan suami-suaminya. Dan jikalau bidadari meludah di laut dengan sekali ludah, niscaya air laut menjadi tawar karena ludahnya. Tertulis di atas dadanya (di bawah leher):

مَنْ اَحَبَّ اَنْ يَكُوْنَ لَهُ مِثْلِيْ فَلْيَعْمَلْ بِطَاعَةِ رَبِّهِ

Barang siapa menginginkan agar bidadari sepertiku menjadi miliknya, maka hendaklah ia melakukan amal dengan penuh ketaatan kepada Tuhannya“.

Di dalam khobar dari Sahabat Ibnu Mas’ud ra berkata, Nabi SAW bersabda : Ketika Allah Yang Maha Luhur menciptakan Surga A’dn, Dia memanggil Malaikat Jibril, lalu Dia berkata kepadanya, “Pergilah ke Surga A’dn dan lihatlah pada apa yang telah Aku ciptakan untuk hamba-hamba dan kekasih-kekasih-Ku“.

Lalu Malaikat Jibril pergi dan mengelilingi surga itu. Lalu muncullah seorang gadis dari golongan bidadari (muncul) dari sebagian istana itu. Gadis itu pun tersenyum kepada Malaikat Jibril. Lalu bersinarlah Surga A’dn karena sinar gigi serinya sedangkan Malaikat Jibril bersujud, ia menyangka bahwa sinar itu dari cahaya Tuhan Kemuliaan.

Lalu gadis itu menyeru kepada Malaikat Jibril, “Wahai yang dipercaya Allah, angkatlah kepalamu“. Malaikat Jibril pun mengangkat kepalanya, lalu memandang pada gadis itu sembari berkata, “Maha Suci Dzat yang telah menciptakanmu“.

Lalu gadis itu bertanya, “Wahai yang dipercaya Allah, apakah ksmu tahu untuk siapa aku diciptakan ?“.  Malaikat Jibril menjawab, “Tidak“. Gadis itu berkata, “Sesungguhnya Allah menciptakan aku untuk orang yang lebih mementingkan ridlo Allah Yang Maha Luhur di atas hawa nafsunya“.

Berdasarkan kisah ini, telah datang di dalam khobar, sesungguhnya Nabi SAW bersabda : Aku melihat di dalam surga ada para malaikat yang membangun istana-istana, bata dari perak dan bata lainnya dari emas, maka bangunan mereka seperti itu. 

Lalu ketika mereka berhenti membangun, aku bertanya, “Mengapa kalian berhenti membangun ?“. Mereka menjawab, “Nafkah (bahan) kami telah sempurna (habis)“. Aku bertanya, “Apa nafkah (bahan) kalian ?“. Mereka menjawab, “Dzikir kepada Allah, karena sesungguhnya pemilik istana sedang berdzikir kepada Allah Yang Maha Luhur, ketika dia berhenti dari dzikir kepada Allah, maka kami pun berhenti membangunnya“.

Di dalam khobar, tiada hamba yang berpuasa di Bulan Ramadhan kecuali Allah mengawinkannya dengan istri dari golongan bidadari di dalam sebuah tenda dari durr (mutiara) putih yang megah, sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman:

حُوْرٌ مَقْصُوْرَاتٌ فِى الْخِيَامِ

(Bidadari-bidadari) yang jelita putih bersih, dipingit di dalam rumah“. (Ar-Rahman : 72).

Maksudnya adalah bidadari-bidadari yang terpelihara (dipingit) dan tertutup di dalam tenda (rumah). 

Setiap wanita dari golongan bidadari memiliki 70 pakaian dan setiap laki-laki memiliki 70 ranjang sutera dari batu yaqut merah. Dan di atas ranjang terdapat 70 kasur dan setiap kasur terdapat wanita. Setiap wanita memiliki memiliki 1.000 pelayan, setiap pelayan bersama (membawa) piring dari emas untuk membawa makanan padanya, dan suaminya pun demikian sepertinya. Ini semua untuk orang yang berpuasa di Bulan Ramadhan selain amal kebaikan yang dilakukan di dalam Bulan Ramadhan.

Catatan :

Khobar bagian paling terakhir ini menurut saya cukup membingungkan. Nah, untuk memahaminya, cobalah baca riwayat hadits aslinya yang dinilai dhoif dan munkar, wallahu a’lam, di bawah ini :

حدثنا إبراهيم بن حماد بن إسحاق ، حدثنا عمر بن شبة ، حدثنا عامر بن مدرك الحارثي ، حدثنا جرير بن أيوب ، عن الشعبي ، عن نافع بن مسعود الغفاري ، أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم ذات يوم وقد هل شهر رمضان : « لو يعلم العباد ما في رمضان ، لتمنت أمتي أن تكون السنة كلها » ، فقال رجل من خزاعة : يا رسول الله ، حدثنا ، فقال : « إن الجنة تزين لرمضان ، من رأس الحول إلى الحول ، إذا كان أول يوم من رمضان ، هبت ريح من تحت العرش فصفقت ورق الجنة ، فنظر الحور العين إلى ذلك ، فقلن : يا رب اجعل من عبادك في هذا الشهر أزواجا تقر أعيننا بهم ، وأعينهم بنا » ، قال : « فما من عبد يصوم رمضان إلا زوجه من الحور العين في خيمة من در مجوفة ، مما نعت الله عز وجل حور مقصورات في الخيام ، على كل امرأة منهن سبعون حلة ، ليس منها حلة على لون الأخرى ، وتعطى سبعين لونا من الطيب ، ليس منها لون على ريح الآخر ، لكل امرأة منهن سبعون سريرا من ياقوتة حمراء موشحة بالدر ، على كل سرير منها سبعون فراشا من سندس بطائنها من إستبرق ، وفوق السبعين فراشا سبعون أريكة ، لكل امرأة منهن سبعون ألف وصيفة ، وسبعون ألف وصيف ، مع كل وصيفة صحفة من ذهب ، فيها لون يجد لآخر لقمة لذة لا يجدها للأولى ، ويعطى زوجها مثل ذلك على سرير من ياقوت أحمر ، عليها سواران من ذهب ، موشح بياقوت أحمر ، هذا لكل يوم صامه من رمضان سوى ما عمل من الحسنات

Telah mengisahi kami Ibrahim bin Hammad bin Ishaq, telah mengisahi kami Umar bin Syabah, telah mengisahi kami Amir bin Mudrik al-Haritsi, telah mengisahi kami Jarir bin Ayyub, dari asy-Sya’bi, dari Nafi bin Mas’ud al-Ghifari, bahwasanya ia mendengar Rasulullah SAW pada suatu hari dan telah tampak hilal bulan Ramadhan (bersabda):

“Seandainya seorang hamba mengetahui apa yang terdapat pada bulan Ramadhan, sungguh umatku akan mengangankannya dijadikan sepanjang tahun.”

Kemudian seseorang dari suku Khuza’ah berkata: “Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepada kami (hal-hal yang terdapat pada bulan Ramadhan itu).”

Beliau menjawab: “Sesungguhnya surga berhias untuk bulan Ramadhan, sejak awal tahun ke tahun berikutnya. Jika tiba awak hari dari bulan Ramadhan, berhembuslah angin dari bawah Arsy, menggerak-gerakkan dedaunan surga. Melihat hal itu, bidadari yang bermata jeli berkata : ‘Wahai Tuhan, jadikanlah dari hamba-hamba-Mu pada bulan ini sebagai suami yang menyenangkan kami dan kamipun menyenangkan mereka.”

Beliau bersabda: “Tidaklah seorang hamba berpuasa Ramadhan, kecuali akan dinikahkan dengan bidadari yang bermata jeli dalam tenda mutiara yang megah sebagaimana disifatkan Allah Azza wa Jalla: ‘Bidadari-bidadari yang dipelihara di dalam kemah-kemah. “Setiap orang dari mereka mempunyai tujuh puluh pakaian yang berbeda satu sama lain, dan diberi tujuh puluh wewangian yang berbeda satu sama lain. Setiap orang dari mereka tujuh puluh tempat tidur dari yakut merah yang dijalin dengan mutiara. Setiap tempat tidur mempunyai tujuh puluh kasur dari sutera tipis, sedangkan bagian atasnya dari sutera tebal, dan di atas tujuh puluh kasur itu terdapat singgasana. Setiap orang dari mereka mempunyai tujuh puluh ribu pelayan wanita dan tujuh puluh ribu pelayan pria. Setiap seorang pelayan pria membawa tatahan emas dengan berbagai makanan. Ia akan mendapatkan kelezatan suapan berikutnya yang tidak ia dapatkan pada suapan sebelumnya. Dan istrinya akan diberi seperti itu juga di atas tempat tidur dari yakut merah. Di atasnya terdapat dua gelang emas yang dijalin dengan yakut merah. Ini adalah untuk tiap hari puasanya pada bulan Ramadhan, selain amalan kebaikan pada bulan itu.”

Wallahu a’lam bis showab

Sumber: Arjurahmah

Daqaiqul Akhbar

Mulai Perjalanan

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Buku Lain

Rekomendasi

Di sejumlah pesantren salafiyah, buku ini (Tanwir al-Qulub) biasanya dipelajari bersamaan dengan kitab-kitab fikih. Yang sedikit membedakan, kitab ini ditulis oleh seorang pelaku tarekat sekaligus mursyid dari tarekat Naqsyabandiyah.

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Tingkatan Alam Menurut Para Sufi

“Tingkatan Alam Menurut Para Sufi” فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُّوحِى فَقَعُوا لَهُۥ سٰجِدِينَ “Maka…

Islam, Iman dan Ihsan

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى…

Hidup Ini Terlalu Singkat

Postingan yg indah dari Bunda Amanah: Bismillahirrahmanirrahim. “Hidup ini Terlalu Singkat” Oleh: Siti Amanah Hidup…
All articles loaded
No more articles to load

Mengenal Yang Mulia Ayahanda Guru

Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin al-Khalidi qs.

Silsilah Kemursyidan

Dokumentasi

Download Capita Selecta

Isra' Mi'raj (Rajab)

26 Jan - 05 Feb

Ramadhan

30 Mar - 09 Apr

Hari Guru & Idul Adha

20 Jun - 30 Jun

Muharam

27 Jul - 06 Ags

Maulid Nabi

28 Sep - 08 Okt

Rutin

30 Nov - 10 Des

All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load

Kontak Person

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Abangda Teguh

Sidoarjo, Jawa Timur

WhatsApp
Facebook
Telegram
Twitter
Email
Print

Daftar Isi