Sahabat Ibnu Abbas ra mengatakan, surga memiliki 8 pintu dari emas yang ditetesi (ditempeli) dengan permata. Di pintu pertama tertulis kalimat ŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁ°ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁ°ŁŁ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ°ŁŁ
“Tiada tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah“.
Dan itu adalah pintu para nabi, para rasul, para syuhada’ (orang-orang yang mati syahid), dan orang-orang yang sakho’ (dermawan/suka memberi). Pintu kedua adalah pintu orang-orang yang sholat, yaitu orang-orang yang memperbaiki (menyempurnakan) wudlu dan rukun-rukun sholat. Pintu ketiga adalah pintu orang-orang yang zakat dengan hati yang senang. Pintu keempat adalah pintu orang-orang yang memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Pintu kelima adalah pintu orang yang memutus dirinya dari syahwat dan mencegahnya dari hawa nafsu. Pintu keenam adalah pintu orang-orang yang haji dan umrah. Pintu ketujuh adalah pintu orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT. Pintu kedelapan adalah pintu orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang memejamkan mata mereka dari perkara-perkara yang haram dan melakukan kebaikan baik berbuat baik kepada kedua orangtua, menyambung sanak, dan lain-lainnya.
Dan surga-surga itu adalah 8 surga :
Pertama Darul Jalal (Rumah Dzat Yang Maha Agung), surga ini terbuat dari lu’lu’ (mutiara) putih
Kedua Darus Salam (Rumah Kesejahteraan), surga ini terbuat dari batu yaqut merah
Ketiga Jannatul Ma’wa (Surga Tempat Perlindungan), surga ini terbuat dari batu zamrud merah
Keempat Jannatul Khuld (Surga Keabadian), surga ini terbuat dari marjan merah dan kuning
Kelima Jannatul Naim (Surga Kenikmatan), surga ini terbuat dari perak putih
Keenam Jannatul Firdaus (Surga Firdaus), surga ini terbuat dari emas merah
Ketujuh Jannatu A’dn (Surga A’dn), surga ini terbuat dari durr (mutiara) putih
Kedelapan Darul Qarar (Rumah Ketetapan), surga ini terbuat dari emas merah
Surga Darul Qarar adalah pokok dari surga-surga dan itu adalah surga yang mulia melebihi semua surga-surga. Surga Darul Qarar memiliki 2 pintu dan 2 daun pintu. Satu daun pintu terbuat dari emas dan satu daun pintu lainnya terbuat dari perak. Jarak di antara setiap daun pintu seperti jarak di antara langit dan bumi. Adapun bangunannya maka terbuat dari bata emas dan bata perak, tanahnya adalah misik, debunya adalah anbar, rumputnya adalah za’faran, istananya (rumah megahnya) adalah batu lu’luk (mutiara), kamarnya adalah batu yaqut, dan pintu-pintunya adalah permata.
Di dalam surga terdapat sungai-sungai :
- Sungai Rahmah adalah sungai yang mengalir di semua surga, kerikilnya adalah lu’luk (mutiara), airnya lebih putih daripada salju dan lebih manis daripada madu.
- Di dalam surga ada sungai Kautsar, yaitu sungai nabi kita, Nabi Muhammad SAW, pohon-pohonnya adalah durr (mutiara) dan batu yaqut
- Di dalam surga ada sungai Kafur
- Di dalam surga ada sungai Tasnim
- Di dalam surga ada sungai Salsabil
- Di dalam surga ada sungai Rakhiq Al-Makhtum
- Dan di belakang sungai-sungai itu terdapat sungai-sungai yang tidak terhitung jumlahnya.
__________________________________
Di dalam khobar dari Nabi SAW, sesungguhnya Beliau bersabda, pada malam di mana aku diisra’kan (perjalanan malam) ke langit, aku ditampakkan semua surga. Lalu aku melihat di dalamnya ada 4 sungai : sungai air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai susu yang tidak akan berubah rasanya, sungai khamr, dan sungai madu yang bersih (disaring), sebagaimana Allah Yang Maha Luhur berfirman:
ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŁŁŲ§Ų±Ł Ł ŁŁŁ Ł ŁŲ§Ų”Ł ŲŗŁŁŁŲ±Ł Ų¢Ų³ŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŁŁŁŁŲ§Ų±Ł Ł ŁŁŁ ŁŁŲØŁŁŁ ŁŁŁ Ł ŁŁŲŖŁŲŗŁŁŁŁŲ±Ł Ų·ŁŲ¹ŁŁ ŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŁŁŁŁŲ§Ų±Ł Ł ŁŁŁ Ų®ŁŁ ŁŲ±Ł ŁŁŲ°ŁŁŲ©Ł ŁŁŁŲ“ŁŁŲ§Ų±ŁŲØŁŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŁŁŁŁŲ§Ų±Ł Ł ŁŁŁ Ų¹ŁŲ³ŁŁŁ Ł ŁŲµŁŁŁŁŁ
“Di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring” (Muhammad : 15).
Lalu aku bertanya kepada Malaikat Jibril, “Wahai Malaikat Jibril, dari mana datangnya sungai-sungai ini dan ke mana sungai-sungai ini bermuara ?“. Malaikat Jibril as menjawab, “Sungai-sungai ini bermuara ke Telaga Kautsar dan kami tidak mengetahui dari mana datangnya. Maka bertanyalah kepada Allah Yang Maha Luhur agar Dia memberitahumu atau Dia memperlihatkan kepadamu“.
Lalu Nabi SAW berdoa kepada Tuhannya, datanglah seorang malaikat yang mengucapkan salam kepada Nabi SAW dan berkata, “Wahai Nabi Muhammad, pejamkanlah kedua matamu“.
Lalu aku memejamkan kedua mataku, kemudian malaikat itu berkata, “Bukalah kedua matamu“. Lalu aku membuka kedua mataku, maka tiba-tiba aku berada di samping sebuah pohon dan aku melihat sebuah kubah dari durr (mutiara) putih. Kubah itu memiliki sebuah pintu dari batu yaqut hijau dan gemboknya dari emas merah, jikalau semua yang ada di dunia baik jin dan manusia berdiam diri di atas kubah itu, niscaya mereka seperti burung yang duduk (hinggap) di atas gunung. Lalu aku melihat keempat sungai-sungai ini mengalir dari bawah kubah ini.
Ketika aku hendak pulang, malaikat itu berkata kepadaku, “Mengapa kamu tidak masuk ke dalam kubah ?“. Aku menjawab, “Bagaimana aku bisa masuk sedangkan pintunya tergembok ?“. Malaikat itu berkata, “Bukalah gembok itu“. Aku bertanya, “Bagaimana aku bisa membukanya ?“. Malaikat itu menjawab, “Kuncinya ada di tanganmu“. Aku bertanya, “Apa itu ?“. Malaikat itu menjawab, “Bismillahir rohmanir rohim (dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang“.
Ketika aku telah dekat dari gembok itu, aku mengatakan, “Bismillahir rohmanir rohim (dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” maka terbukalah gemboknya. Lalu aku masuk ke dalam gemboknya. Aku pun melihat sungai-sungai ini mengalir dari empat pojok kubah.
Ketika aku hendak keluar dari kubah, malaikat itu berkata kepadaku, “Apakah kamu sudah memandang dan melihat ?“. Aku menjawab, “Iya“. Malaikat itu berkata kepadaku, “Lihatlah untuk kedua kalinya“.
Ketika aku melihat, maka aku melihat tulisan di atas keempat pojok kubah “Bismillahir rohmanir rohim (dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang“. Dan aku melihat sungai air keluar dari huruf mim pada lafadz ŲØŁŲ³ŁŁ Ł, sungai susu keluar dari huruf ha’ pada lafadz Ų§ŁŁŁŁ, sungai khamr keluar dari huruf mim pada lafadz Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁ Ł°ŁŁ, dan sungai madu keluar dari huruf mim pada lafadz Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁŁŁ Ł. Aku pun mengetahui bahwa asal (sumber) keempat sungai-sungai ini adalah “Bismillahir rohmanir rohim (dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang“.
Lalu Allah berkata, “Wahai Nabi Muhammad, barang siapa dari golongan umatmu yang menyebut-Ku dengan nama-nama ini“. Lalu Dia mengatakan, “Dengan hati yang iklas, “Bismillahir rohmanir rohim (dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”, maka aku akan memberinya minum dari keempat sungai-sungai ini“.
Kemudian, sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur memberi minum penghuni surga pada Hari Sabtu dari air surga (sungai air). Pada Hari Ahad, mereka meminum sungai madu. Pada Hari Senin, mereka meminum sungai susu. Dan pada Hari Selasa, mereka meminum sungai khamr.
Tatkala mereka meminum maka mereka mabuk. Tatkala mereka mabuk, mereka terbang selama 1.000 tahun sehingga sampai pada sebuah gunung yang besar dari misik adzfar murni. Keluarlah Sungai Salsabil dari bawah gunung itu, lalu mereka meminum Sungai Salsabil dan itu terjadi pada Hari Rabu.
Kemudian mereka terbang selama 1.000 tahun hingga sampai pada istana yang megah. Di dalam istana itu ada takhta-takhta yang ditinggikan dan gelas-gelas yang didekatkan sebagaimana di dalam ayat Al-Qur’an.
—————————
Catatan :ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų³ŁŲ±ŁŲ±Ł Ł ŁŲ±ŁŁŁŁŁŲ¹ŁŲ©ŁŲ ŁŁŲ£ŁŁŁŁŁŲ§ŲØŁ Ł ŁŁŁŲ¶ŁŁŁŲ¹ŁŲ©Ł
“Di dalamnya ada takhta-takhta yang ditinggikanŲ dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya)” (Al-Ghasyiyyah : 13-14).
—————————
Lalu setiap orang dari mereka duduk di atas takhta-takhta itu, turunlah kepada mereka minuman Zanzabil, mereka pun meminumnya dan itu terjadi pada Hari Kamis. Kemudian mendung putih menghujani mereka selama 1.000 tahun dengan permata-permata yang mana para bidadari menggalungkan setiap permata (kepada mereka). Kemudian mereka terbang selama 1.000 tahun hingga sampai di Maq’adi Shidqin dan itu terjadi pada Hari Jum’at.
—————————
Catatan :ŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŲ¹ŁŲÆŁ ŲµŁŲÆŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŲÆŁ Ł ŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŲŖŁŲÆŁŲ±Ł
“Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa” (Al-Qamar : 55)
Dalam keterangan di beberapa kitab tafsir seperti Tafsir Jalalain dan Tafsir Al-Qurthubi, Maq’adi Shidqin (Tempat Yang Benar) merupakan tempat di mana tiada perkataan yang sia-sia dan tiada dosa. Tempat ini menunjukkan sebuah tempat penuh kebahagiaan sebagai bentuk anugerah dan derajat tinggi di sisi Allah SWT.
—————————
Lalu mereka duduk di atas hidangan khuld (kekal), turunlah kepada mereka “rahiq makhtum” (Minuman Khamr Yang Tersegel) dengan segel misik.
—————————
Catatan :ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų±ŁŲŁŁŁŁŁ Ł ŁŲ®ŁŲŖŁŁŁŁ ŁŲ Ų®ŁŲŖŁŲ§Ł ŁŁŁ Ł ŁŲ³ŁŁŁ Ū ŁŁŁŁŁŁ Ų°Ł°ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŲŖŁŁŁŲ§ŁŁŲ³Ł Ų§ŁŁŁ ŁŲŖŁŁŁŲ§ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
“Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya). laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba” (Al-Muthaffifin : 25-26).
—————————
Lalu mereka membuka segelnya (laknya) dan mereka meminumnya. Nabi SAW bersabda, “Dan mereka adalah orang-orang yang melakukan kebaikan dan menjauhi maksiat“.
Wallahu a’lam bis showab
Sumber: Arjurahmah