Para musuh Allah Yang Maha Luhur akan digiring ke neraka, wajah-wajah mereka hitam, mata-mata mereka melotot, dan mulut-mulut mereka terkunci. Lalu ketika mereka telah sampai di pintu-pintu neraka, maka Malaikat Zabaniyah menjemput mereka dengan belenggu-belenggu dan rantai-rantai. Rantai itu diletakkan di dalam mulut orang kafir dan keluar dari duburnya, tangan kirinya dibelenggu ke lehernya, tangan kanannya dimasukkan ke dalam dadanya dan dicabut tangan kanan itu di antara kedua belikatnya, dan dia diikat dengan rantai-rantai. Setiap anak Adam dari mereka akan dibarengi bersama syetan di dalam rantai (dirantai bersama syetan) dan diseret di atas wajahnya.
Para malaikat memukuli mereka dengan cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka ingin keluar dari neraka, maka mereka dikembalikan ke dalamnya. Dan dikatakan kepada mereka, “Rasakanlah siksa neraka yang mana kalian telah mendustakannya”.
Catatan :Kalimat pada paragraf kedua senada dengan Firman-Nya:
ŁŁŁŁŁŁŁ Ł Ł ŁŁŁŲ§Ł ŁŲ¹Ł Ł ŁŁŁ ŲŁŲÆŁŁŁŲÆŁŲ ŁŁŁŁŁŁ ŁŲ§ Ų£ŁŲ±ŁŲ§ŲÆŁŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁ ŁŁŲ®ŁŲ±ŁŲ¬ŁŁŁŲ§ Ł ŁŁŁŁŁŲ§ Ł ŁŁŁ ŲŗŁŁ ŁŁ Ų£ŁŲ¹ŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ°ŁŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŲ°ŁŲ§ŲØŁ Ų§ŁŁŲŁŲ±ŁŁŁŁŁ
“Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan), “Rasailah azab yang membakar ini”” (Al-Hajj : 21-22).
Kemudian Siti Fathimah bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau tidak bertanya tentang umatmu bagaimana mereka akan dimasukkan ke dalam neraka ?”.
Rasulullah SAW menjawab, “Para malaikat menggiring mereka ke dalam neraka, namun wajah-wajah mereka tidak hitam, mata-mata mereka tidak melotot, mulut-mulut mereka tidak terkunci, mereka tidak dibarengi bersama syetan, rantai-rantai dan belenggu-belenggu tidak diletakkan di atas mereka”.
Siti Fathimah pun bertanya, “Bagaimana para malaikat menuntun mereka (umat Rasululullah SAW) ?”.
Rasulullah SAW menjawab, “Adapun orang tua dan pemuda, maka keduanya diseret dengan jenggotnya, dan adapun para wanita maka dengan gelungan rambut dan ubun-ubunnya. Maka banyak sekali orang yang memiliki uban dari golongan umatku digenggam (diseret) uban rambutnya dan dituntun ke dalam neraka, sedangkan dia menyeru “Aduh ubanku, aduh lemahku”.
Catatan :Kalimat “Aduh ubanku, aduh lemahku” menunjukkan uban dan keadaan lemah di masa tua. Ini merupakan sebuah kalimat penyesalan tiada guna ketika masa tua di dunia tidak digunakan untuk bertaubat dan kembali ke jalan Allah SWT.
Banyak pemuda dari golongan umatku yang digenggam (diseret) dari jenggotnya dan dituntun ke dalam neraka, sedangkan dia menyeru, “Aduh masa mudaku, aduh tampannya rupaku”.
Catatan :Kalimat “Aduh masa mudaku, aduh tampannya rupaku” menunjukkan kalimat penyesalan di masa muda yang tersia-siakan, ketampanan wajahnya tidak lagi memberikan manfaat baginya di dalam neraka seperti yang pernah ia banggakan di dunia.
Dan banyak sekali wanita dari golongan umatku yang digenggam (diseret) di atas ubun-ubunnya, dia dituntun ke dalam neraka sedangkan dia menyeru, “Aduh malunya aku, aduh terbukanya tutupku”.
Sehingga sampailah semuanya kepada Malaikat Malik. Ketika Malaikat Malik melihat mereka, dia bertanya kepada para malaikat, “Siapakah golongan ini ? Tidaklah sampai orang-orang celaka kepada kita yang lebih mengherankan daripada golongan ini, wajah-wajah mereka tidak hitam, rantai-rantai dan belenggu-belenggu tidak diletakkan di leher mereka”.
Lalu para malaikat menjawab, “(Tidak tahu) demikian inilah kami telah diperintah untuk mendatangkan mereka dalam keadaan ini”.
Malaikat Malik pun bertanya kepada mereka, “Wahai golongan orang-orang yang celaka, siapa kalian ?”.
Mereka pun menjawab, “Kami dari golongan umat Nabi Muhammad SAW”.
______________________
Dan diriwayatkan di dalam riwayat yang lain, ketika para malaikat menuntun umat Nabi SAW, mereka menyeru, “Aduh Nabi Muhammadku”. Lalu ketika mereka melihat Malaikat Malik, mereka lupa nama Nabi Muhammad SAW karena takut kepada Malaikat Malik.
Lalu Malaikat Malik bertanya kepada mereka, “Siapakah kalian ?”.
Mereka pun menjawab, “Kami dari golongan yang mana Allah telah menurunkan Al-Qur’an kepada mereka, dan kami dari golongan yang berpuasa di Bulan Ramadhan”.
Lalu Malaikat Malik berkata, “Al-Qur’an tidaklah diturunkan kecuali kepada Nabi Muhammad SAW”.
Tatkala mereka mendengar nama Nabi Muhammad SAW, mereka semuanya menjerit, “Kami dari umat Beliau”.
Malaikat Malik pun berkata kepada mereka, “Tidakkah bagi kalian, Al-Qur’an adalah pencegah dari maksiat ?”.
Lalu tatkala mereka berhenti di pinggir Neraka Jahannam dan melihat ke neraka dan kepada Malaikat Zabaniyah, mereka berkata, “Wahai Malaikat Malik, izinkanlah kami untuk menangisi diri kami sendiri”.
Malaikat Malik pun mengizinkan, mereka menangis mengeluarkan air mata sampai tidak tersisa apapun dari air mata di mata-mata mereka. Lalu mereka menangis darah, Malaikat Malik pun berkata, “Alangkah baiknya tangisan ini, jika itu di dunia karena takut Allah Yang Maha Luhur, maka kalian tidak akan tersentuh neraka hari ini”.
Wallahu a’lam bis showab
Sumber: Arjurahmah