Buraq memiliki 2 sayap yang mana dengan keduanya dia terbang di antara langit dan bumi. Wajahnya seperti wajah manusia, lisannya seperti lisan orang Arab, kedua alisnya terlihat jelas, kedua tanduknya besar, kedua telinganya tipis, kedua telinga itu dari batu Zamrud hijau, dan kedua matanya hitam.
Dikatakan, (Buraq) seperti bintang yang bersinar, jambulnya dari batu Yaqut merah, dan ekornya seperti ekor sapi yang ditetesi dengan emas merah. Dikatakan, Buraq dalam hal keindahan seperti burung merak, lebih tinggi dari khimar, dan lebih rendah dari bighal (peranakan kuda dengan keledai). Buraq dinamakan “Buraq” karena lari dan kecepatannya seperti kilat.
Ketika Buraq sudah dekat dengan Nabi SAW untuk dinaiki, maka dia gemetaran seraya berkata, “Wahai Malaikat Jibril, demi kemuliaan Tuhanku, tidak akan ada yang bisa menaikiku kecuali Nabi dari Bani Hasyim, dari daerah Abthah (tempat yang dekat dengan Mekkah), bersuku Quraisy, Nabi Muhammad SAW, pemilik Al-Qur’an“.
Nabi SAW pun berkata, “Aku adalah Muhammad bin Abdullah“. Lalu beliau menaikinya kemudian pergi menuju surga, beliau pun bersungkur dalam keadaan sujud. Lalu menyerulah Dzat yang menyeru, “Angkatlah kepalamu, wahai Muhammad, ini bukanlah hari ruku’ dan bersujud tetapi ini adalah hari perhitungan amal dan hari pembalasan. Angkatlah kepalamu, dan mintalah maka kamu akan diberikan !“.
Lalu Nabi SAW berkata, “Wahai Tuhanku, (aku meminta) apa yang telah engkau janjikan kepada umatku“. Allah menjawab, “Aku akan memberimu apa yang bisa membuatmu ridlo“, sebagaimana di dalam Firman Allah Yang Maha Luhur :
ŁŁŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŲ·ŁŁŁŁŁ Ų±ŁŲØŁŁŁŁ ŁŁŲŖŁŲ±ŁŲ¶Ł°Ł
“Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas” (Ad-Dhuha : 5).
Kemudian, Allah Yang Maha Luhur memerintahkan langit agar turun hujan, lalu turunlah hujan seperti air sperma pria selama 40 hari. Air berada di atas setiap apapun setinggi 12 dzira’ (1 dzira’ sepanjang lengan orang Arab). Lalu tumbuhlah (bangkitlah) makhluk karena air itu, seperti tetumbuhan sayur sampai sempurna badan-badan mereka sebagaimana mereka ada di dunia.
Kemudian Allah Yang Maha Luhur mengganti bumi yang dirusak oleh orang yang maksiat, Dia menegakkan (menyirami) bumi dengan hamim (air panas) neraka Jahannam dan mendatanglah bumi (baru) dari perak putih dan lalu menegakkanya (menyiraminya) dengan air surga.
Diriwayatkan dari Siti Aisyah ra bertanya, “Wahai Rosulullah, pada hari bumi digantikan dengan bumi lainnya, bagaimana keadaan manusia ?“.
Nabi SAW menjawab, “Wahai Aisyah, kamu bertanya tentang sesuatu yang besar, tak pernah bertanya kepadaku selain kamu. Sesungguhnya manusia berada di atas shirath (jembatan penghubung ke surga)“.
Wallahu a’lam bisshowab.
Sumber: Arjurahmah