Berkata Al-Faqih Abu Laits, semoga rohmat Allah senantiasa tercurahkan kepada beliau, “Meratapi mayit adalah haram, dan tidak apa-apa menangisi mayit, namun sabar lebih utama”, sesungguhnya Allah Yang Maha Luhur berfirman:
Ų„ŁŁŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲµŁŁŲ§ŲØŁŲ±ŁŁŁŁŁ Ų£ŁŲ¬ŁŲ±ŁŁŁŁ Ł ŲØŁŲŗŁŁŁŲ±Ł ŲŁŲ³ŁŲ§ŲØŁ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas“.
Dan diriwayatkan dari Nabi SAW bahwasanya Beliau bersabda:
Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų¦ŁŲŁŲ©Ł ŁŁŁ ŁŁŁ ŲŁŁŁŁŁŁŁŲ§ Ł ŁŁŁ Ł ŁŲ³ŁŲŖŁŁ ŁŲ¹ŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŲ©Ł Ų§ŁŁŁŁ°ŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ ŁŁŁŲ§Ų¦ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ§Ų³Ł Ų§ŁŲ¬ŁŁ ŁŲ¹ŁŁŁŁŁ
“Orang yang meratapi mayit dan orang yang disekitarnya termasuk orang yang mendengarkannya, laknat Allah, para malaikat, dan manusia, terlimpahkan kepada mereka, semuanya“.
Dikatakan ketika Hasan bin Hasan bin Ali wafat, maka istrinya berdiam diri di atas kubur beliau dalam satu tahun. Ketika telah mencapai puncak tahun, maka terdengar keras suara fustoth (suara setengah keras). Lalu orang-orang mendengar suara dari arah kubur, “Apa kalian telah menemukan apa yang telah hilang ?“. Dan mereka mendengar suara dari arah yang lain, “Bahkan, kalian telah berbuat buruk, maka bubarlah kalian“.
Dan diriwayatkan dari Nabi SAW:
Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁ ŁŁŲ§ Ł ŁŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŲØŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲØŁŲ±ŁŲ§ŁŁŁŁŁ Ł Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŁŁŲ§Ł Ł ŲÆŁŁ ŁŲ¹ŁŲŖŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŲ§ŁŁŲ ŁŁŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŁŁ Ų¹ŁŲØŁŲÆŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁ Ł°ŁŁ Ų§ŲØŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁ : ŁŁŲ§Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ°ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŲ³Ł ŁŁŲÆŁ ŁŁŁŁŁŁŲŖŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŲØŁŁŁŲ§Ų”Ł Ų ŁŁŲ§ŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŁŁŲ§Ł Ł : Ų§ŁŁŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŲŖŁŁŁŁ Ł Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŲµŁŁŁŁŲŖŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų¬ŁŲ±ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŲŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŲ ŁŁŁŁŁ ŁŲ§ ŲµŁŁŁŲŖŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŲŁ ŁŁŲ§ŁŁŲŗŁŁŁŲ§Ų”ŁŲ ŁŁŲ¹ŁŁŁ Ų®ŁŲÆŁŲ“Ł Ų§ŁŁŁŁŲ¬ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ“ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¬ŁŁŁŁŁŲØŁŲ ŁŁŁŁ°ŁŁŁŁ ŁŁ°Ų°ŁŁŁ Ų±ŁŲŁŁ ŁŲ©Ł Ų¬ŁŲ¹ŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁ°ŁŁ ŲŖŁŲ¹ŁŲ§ŁŁ°Ł ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŲØŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁ ŁŲ§Ų”ŁŲ Ų«ŁŁ ŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ : Ų§ŁŁŁŁŁŁŲØŁ ŁŁŲŁŲ²ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁ ŲŖŁŲÆŁŁ ŁŲ¹Ł
“Bahwasanya ketika putra Nabi SAW, Ibrahim as, wafat, maka bercucurlah air mata Beliau. Lalu Sahabat Abdur Rohman bin Auf bertanya kepada Nabi SAW, “Bukankah Engkau telah melarang kami menangis ?”. Nabi SAW pun menjawab, “Sesungguhnya aku melarang kalian dari 2 suara yang menyimpang (buruk) lagi bodoh, keduanya adalah suara ratapan mayit dan nyanyian. (Dan aku melarang) mencakar wajah dan merobek lengan saku. Tetapi tangisan ini adalah rohmat yang dijadikan Allah Yang Maha Luhur di dalam hati orang-orang yang menyayang. Kemudian Nabi SAW bersabda, “Hati bersedih sedangkan mata bercucuran air mata”“.
Diriwayatkan dari Wahab bin Kaisan ra:
Ų§ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁ ŁŲ±ŁŲ§ ŁŁŲµŁŲ±Ł Ų§ŁŁ ŁŲ±ŁŲ£ŁŲ©Ł ŲŖŁŲØŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŁŁŁŲŖŁ ŁŁŁŁŁŁŲ§ŁŁŲ§Ų ŁŁŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŁŁŲ§Ł Ł : ŲÆŁŲ¹ŁŁŁŲ§ ŁŁŲ§Ų§ŁŲØŁŲ§ ŲŁŁŁŲµŁŲ ŁŁŲ§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁ ŲØŁŲ§ŁŁŁŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŁŁŁŁŁŲ³Ł Ł ŁŲµŁŲ§ŲØŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŁŲ¹ŁŁŁŲÆŁ ŲŁŲÆŁŁŁŲ«Ł
“Sesungguhnya Sahabat Umar bin Khattab melihat seorang wanita yang menangisi mayit, Sahabat Umar bin Khattab pun melarangnya. Lalu Nabi SAW bersabda, “Tinggalkan dia Wahai Abu Hafs, karena sesungguhnya mata menangis, jiwa terkena musibah, dan masa adalah sesuatu yang baru terjadi“
Wallahu a’lam bisshowab.
Sumber: Arjurahmah