11. Adab Bangun Tidur

فصل في آداب الاستيقاظ من النوم

  1. Adab Tidur

Jika engkau ingin tidur, hamparkan tempat tidurmu dengan menghadap kiblat. Lalu tidurlah di atas sisi kananmu seperti tidurnya mayit di liang kuburnya. Ketahuilah bahwa tidur adalah bagaikan kematian dan terjaga adalah bagaikan bangkit. Bisa jadi, Allah meng­genggam ruhmu di malam itu. Maka dari itu, bersiap­-siaplah untuk menghadapinya dengan tidur dalam ke­adaan suci dan usahakan agar wasiatmu telah tertulis di bawah kepalamu.

Engkau tidur seraya bertobat dan meminta ampunan dari semua dosa dengan tekad tidak akan berbuat maksiat lagi. Bertekadlah untuk berbuat baik kepada semua muslim jika Allah membangunkanmu. Ingatlah bahwa engkau akan berbaring di liang ku­bur seperti itu seorang diri, hanya ditemani oleh amal­mu. Engkau hanya akan dibalas sesuai dengan amal perbuatanmu itu.

Jangan sampai engkau menghendaki tidur yg ba­nyak dengan menghampar kasur empuk karena tidur adalah menghentikan kehidupan. Kecuali, jika bangun­mu justru menjadi bencana bagimu sehingga tidur ter­sebut lebih membuat agamamu selamat. Ketahuilah bahwa malam dan siang seluruhnya berjumlah dua pu­luh empat jam. Jangan sampai tidurmu sepanjang siang dan malam lebih dari delapan jam. Karena, jika engkau berumur sekitar enam puluh tahun cukup bagimu mem­buang dua puluh tahun darinya, atau sepertiga dari umurmu itu.

فإذا استيقظت من النوم، فاجتهد أن تستيقظ قبل طلوع الفجر، وليكن أول ما يجري على قلبك ولسانك ذكر الله تعالى؛

Hendaknya engkau berusaha agar dapat bangun dari tidur sebelum terbit fajar dan hendaklah mengingat Allah sebelum melakukan sesuatu, baik di lidahmu atau di hatimu.

Ketika tidur, kembalilah bersiwak dan bersuci. Ber­tekadlah untuk bangun malam atau bangun sebelum subuh. Dua raka’at di tengah malam merupakan salah satu harta kekayaan yg berharga mulia. Perbanyaklah harta kekayaanmu itu guna menghadapi hari miskinmu. Sebab, harta kekayaan dunia sama sekali tak akan ber­guna jika engkau binasa.

Ketika tidur, ucapkanlah:

فقل عند ذلك: الحمدلله الذي أحيانا بعدما أماتنا وإليه النشور، أصبحنا وأصبح الملك لله، والعظمة والسلطان لله، والعزة والقدرة لله رب العالمين، أصبحنا على فطرة الاسلام، وعلى كلمة الاخلاص، وعلى دين نبينا محمد صلى الله عليه وسلم، وعلى ملة أبينا إبراهيم حنيفا مسلما وما كان من المشركين؛ اللهم بك أصبحنا، وبك أمسينا، وبك نحيا، وبك نموت، وإليك النشور؛

Segala puji bagi Allah, tuhan yg menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepadanya kami kembali.

Telah berpagi-pagi kami dan telah jadi segala kerajaan itu bagi Allah Ta’ala.

Segala kemegahan dan segala kekuasaan hanya bagi Allah, Tuhan seluruh alam.

Saat pagi ini kami dalam keadaan fitrah Islam dan kalimat ikhlas yg agung atas agama Nabi Muhammad Saw. dan Millah Ibrahim yg selalu dalam keadaan cenderung kepada Islam dan membenci agama yg lain dan bukanlah Nabi Ibrahim itu orang musyrik.

Yaa Allah dengan nikmat-Mu aku berpagi-pagi dan dengan karunia-Mu aku berada pada waktu sore, hanya untuk menyembah-Mu kami hidup, dan hanya kepada-Mu kami kembali.

“Dengan nama-Mu wahai Tuhanku, kuletakkan pung­gungku dan dengan nama-Mu pula kuangkat serta am­punilah dosa²ku. Ya Allah, lindungi aku dari siksa­-Mu pada hari para hamba-Mu dibangkitkan. Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan mati. Aku berlindung pada-Mu dari keburukan segala sesuatu yg memiliki keburukan serta dari kejahatan setiap yg melata. Eng­kaulah yg menggenggam ubun²nya. Sesungguh­nya Tuhanku berada di jalan yg lurus. Ya Allah, Eng­kaulah Yang Maha Pertama yg tidak didahului oleh sesuatu dan Engkau pula Yang Maha Terakhir yg tak ada sesuatu sesudah-Mu. Engkau Maha Tampak, tak ada sesuatu di atas-Mu. Engkau Maha Tersembunyi, tak ada sesuatu di bawah-Mu. Bayarkanlah hutangku dan ang­katlah aku dari kemiskinan. Ya Allah, Engkau yg menciptakan diriku dan engkau pula yg mewafatkan­nya.

Kematian dan kehidupannya ada pada kekuasaan­-Mu. Jika Engkau matikan diriku ini, maka ampunilah dia, dan jika engkau hidupkan, maka jagalah dia seba­gaimana Engkau menjaga para hamba-Mu yg shaleh. Ya Allah aku meminta pada-Mu pengampunan dan ke­selamatan di dunia dan akhirat.

اللهم إنا نسألك أن تبعثنا في هذا اليوم إلى كل خير، ونعوذ بك أن نجترح فيه سوءا أو نجره إلى مسلم، أو يجره أحد إلينا؛ نسألك خير هذا اليوم وخير مافيه ونعوذ بك من شر هذا اليوم وشر ما فيه.

Ya Allah, bangunkan aku dalam waktu terbaik menurutm-Mu. Buatlah aku me­lakukan perbuatan² yg paling Kau senangi sehingga hal itu akan mendekatkan diriku pada-Mu dan menjauhkannya dari murka-Mu setelah aku meminta pada-Mu. Setelah aku meminta pada-Mu, maka Engkau memberikannya, aku meminta ampunan pada-Mu maka Kau terima, dan aku berdoa pada-Mu maka Kau ka­bulkan untukku.”

فإذا لبست ثيابك فانو به امتثال أمر الله تعالى في ستر عورتك، واحذر أن يكون قصدك من لباسك مراءاة الخلق فتخسر.

Apabila engkau hendak memakai pakaianmu maka hendaklah engkau niatkan dengannya menjunjung perintah Allah pada menutup auratmu, dan janganlah engkau berniat dengan berpakaian itu untuk membanggakan diri kepada makhluk, jika demikian engkau akan merugi.

Kemudian bacalah ayat al-Kursi dan amana ar-rasalu (surat al-Baqarah: 285) sampai akhir surat. Lalu surat al-­Ikhlas, al-Falaq, dan an-Nas, serta al-Mulk. Usahakan engkau tidur dalam keadaan berdzikir pada Allah Ta’ala dan dalam keadaan suci karena siapa yg melakukan itu, ia akan naik beserta ruhnya ke arasy, dan dicatat sebagai orang yg sedang shalat sampai bangun kern­bali. Apabila engkau sudah bangun, lakukanlah apa yg telah kujelaskan sebelumnya padamu. Hendaklah engkau hidup teratur seperti itu dalam sisa umurmu.

Apabila engkau tak bisa melakukannya secara konsisten, sabarlah sebagaimana sabarnya orang sakit ketika me­nahan pahitnya obat dan ketika menunggu saat kesem­buhan.

Renungkanlah umurmu yg berusia pendek. Jika engkau hidup seratus tahun misalnya, maka usia tersebut sangat pendek jika dibandingkan dengan lamamu tinggal di negeri akhirat karena ia merupakan nege­ri keabadian.

Perhatikan bahwa jika engkau bisa bersa­bar menghadapi beban penderitaan dan kehinaan dalam mencari kehidupan dunia selama sebulan atau setahun karena berharap bisa beristirahat sesudahnya selama dua puluh tahun misalnya, lalu bagaimana engkau tak mau bersabar selama beberapa hari untuk ibadah guna meng­harap kehidupan abadi? Jangan perpanjang angan²mu, karena hal itu akan memberatkanmu dalam beramal.

Perhitungkanlah dekatnya kematianmu lalu ka­takan pada dirimu: Jika aku bisa bersabar menghadapi penderitaan hari ini barangkali aku mati malam nanti, dan aku akan bersabar pada malamnya karena barang­kali aku mati esok hari. Sesungguhnya kematian tidak hanya datang pada saat tertentu, kondisi tertentu, atau pada usia tertentu. Yg jelas, ia pasti datang dan harus siap dihadapi. Bersiap-siap menghadapi kematian lebih utama ketimbang bersiap-siap menghadapi dunia.

Eng­kau tahu bahwa dirimu tidak akan lama tinggal di da­lam dunia. Oleh karena itu, yg tersisa dari hidupmu barangkali hanya tinggal satu hari atau satu tarikan na­fas. Tanamkan hal ini dalam hatimu setiap hari. Pak­sakan dirimu untuk bersabar dalam taat kepada Allah Ta’ala hari demi hari. Jika engkau memperhitungkan akan hidup selama lima puluh tahun, maka engkau akan su­lit untuk bisa bersabar dalam mentaati Allah Ta’ala.

Manakala engkau bisa bersabar selalu setiap hari, ketika meninggal engkau akan mendapati kebahagiaan yg tak ada habis²nya. Sementara jika engkau me­nunda-nunda dan meremehkan, kematian itu akan men­datangimu pada waktu yg tak kau duga sehingga engkau akan menyesal dengan penyesalan yg tak ber­ujung.

Ketika pagi, sekelompok makhluk mulia bertahmid dan ketika mati, datang berita yg benar itu kepada­mu, “Setelah beberapa waktu, engkau akan mengetahui kebenaran berita Al-Qur’an tersebut.” (QS. Shaad: 88)

Jika sebelumnya kami sudah menunjukkan urutan wirid padamu, kami akan sebutkan di sini bagaimana cara dan adab² melaksanakan shalat dan puasa serta bagaimana adab menjadi imam dan panutan, juga ba­gaimana melaksanakan shalat jum’at.

Bidayatul Hidayah

Mulai Perjalanan

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Buku Lain

Rekomendasi

Di sejumlah pesantren salafiyah, buku ini (Tanwir al-Qulub) biasanya dipelajari bersamaan dengan kitab-kitab fikih. Yang sedikit membedakan, kitab ini ditulis oleh seorang pelaku tarekat sekaligus mursyid dari tarekat Naqsyabandiyah.

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Tingkatan Alam Menurut Para Sufi

“Tingkatan Alam Menurut Para Sufi” فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُّوحِى فَقَعُوا لَهُۥ سٰجِدِينَ “Maka…

Islam, Iman dan Ihsan

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى…

Hidup Ini Terlalu Singkat

Postingan yg indah dari Bunda Amanah: Bismillahirrahmanirrahim. “Hidup ini Terlalu Singkat” Oleh: Siti Amanah Hidup…
All articles loaded
No more articles to load

Mengenal Yang Mulia Ayahanda Guru

Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin al-Khalidi qs.

Silsilah Kemursyidan

Dokumentasi

Download Capita Selecta

Isra' Mi'raj (Rajab)

26 Jan - 05 Feb

Ramadhan

30 Mar - 09 Apr

Hari Guru & Idul Adha

20 Jun - 30 Jun

Muharam

27 Jul - 06 Ags

Maulid Nabi

28 Sep - 08 Okt

Rutin

30 Nov - 10 Des

All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load

Kontak Person

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Abangda Teguh

Kediri, Jawa Timur

Abangda Tomas

Pangkalan Bun 

Abangda Vici

Kediri, Jawa Timur

WhatsApp
Facebook
Telegram
Twitter
Email
Print

Daftar Isi

Copy link
Powered by Social Snap