Hikmah 99 dlm Al-Hikam:
“Hakikat Pemberian Dari Makhluk”
العَطَاء مِنَ الخَلقِ حِرْماَنٌ والمنْعُ من اللهِ اِحْسانٌ
Pemberian dari makhluk itu suatu kerugian (penghalang), dan penolakan dari Allah itu suatu pemberian kebaikan dan karunia.
Hikmah ini merupakan ucapan ahli tauhid yg sebenarnya. Orang yg benar² bertauhid menganggap bahwa sekiranya mereka menerima pemberian makhluk sedangkan hatinya tidak melihat bahwa pemberian itu sebenarnya dari Allah, maka dia menerima pemberian itu sebagai suatu kerugian.
Sedangkan penolakan Allah atas permintaanmu itu hakikatnya suatu pemberian dan anugerah dari Allah, karena Allah menempatkan kamu di pintu Rahmat-Nya dan menyelamatkan kamu dari terhalang dengan-Nya. Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw. berkata: Jangan merasa adanya yg memberi nikmat kepadamu selain Allah, dan anggaplah segala nikmat yg kamu terima dari selain Allah sebagai kerugian. (yakni: di antara engkau dengan Allah tidak ada perantara, maka semua nikmat yg kamu terima
semata-mata dari Allah, dan bila terjadi engkau merasa menerima nikmat dari sesama manusia, maka itu sebagai kerugian bagimu.)
Seorang Hakim berkata: Menanggung budi kebaikan dari manusia itu lebih berat daripada sabar karena kekurangan (ketiadaan). Pemberian dari makhluk itu, pada umumnya menyebabkan terhijab dari Allah, sehingga tidak ingat pada Allah, dan merasa berhutang budi kepada sesama manusia, dan inilah letak kerugian moril. Sebaliknya penolakan dari Allah yg menyebabkan kita ingat Allah itu, berarti suatu karunia nikmat yg besar dari Allah. Wallaahu a’lam