Hikmah 96 dlm Al-Hikam:
“Lahir Dan Batinnya Alam (Dunia)”
اَلاَكـْواَنُ ظاَهِرُهاَ غِرَّ ةٌ وَباَطِنُهاَ عِبْرَةٌ فاَالنَّفْسُ تَنْظُرُ اِلىَ ظاَهِرِ غِرَّتِهاَ والقَلبُ يَنْظُرُ اِلٰى باَطِنِ عِبْرَتِهاَ
Alam semesta ini lahirnya berupa tipuan, dan batinnya sebagai peringatan, maka hawa nafsu melihat lahir tipuannya, sedangkan mata hati memperlihatkan peringatan/akibatnya.
Dunia ini bila dilihat dari lahirnya akan terlihat sangat indah, menyenangkan dan menggiurkan, sehingga banyak orang yg mencintai dunia, terbujuk oleh dunia sehingga melupakan Allah sang pencipta dan penguasa dunia.
Allah berfirman: “Maka janganlah kamu tertipu oleh kehidupan dunia.”
Firman Allah: WAMAL-HAYATAD-DUN-YA ILLAA MATAA-UL GHURUUR. (tiadalah kehidupan dunia ini melainkan kesenangan yg menipu)
Apabila dunia dilihat dari sisi batinnya (hakikatnya), akan menjadikan pelajaran bagi kita untuk mengenal Allah, dunia yg kita lihat akan membuat hati melihat manifestasi ketuhanan di dalamnya, dan dunia tempat berjalannya Qudrat dan Irodat Allah.
Syaikh Abdullah as-Syarqawi mensyarah:
Maksud “alam” di sini adalah segala kenikmatan dan pernak pernik duniawi yg di dalamnya nafsu meraih keuntungannya. Alam membuat jiwa tertipu karena keindahan dan kilauannya.
Namun hakikatnya, alam sesungguhnya adalah objek untuk diambil pelajarannya dan dijauhi karena keburukan, kehinaan, dan kefanaannya.
Secara lahir, alam ini indah dipandang, sedangkan secara batin, ia amat buruk. Siapa yg melihat kepada lahirnya, ia akan mendapatinya hijau, indah, dan menyilaukan. Pasti ia tertipu karenanya dan akan suka melihatnya. Namun, siapa yg melihat hakikat batinnya, ia akan mendapatinya kering, mati, dan kotor sehingga akan menjadikannya bahan pelajaran dan menjauhinya.
Nafsu selalu melihat kepada hiasan alam yg menyilaukan sehingga ia tertipu dan pemiliknya akan binasa. Namun, kalbu akan melihat pada batinnya atau keburukannya sehingga ia akan berkaca di sana dan terhindar dari keburukannya. Wallaahu a’lam