Hikmah 87 dlm Al-Hikam:
“Tanda Orang Yang Tertipu”
الحزنُ علٰى فِقداَنِ الطَّاعةِ مع عدمِ النُّهوْضِ اليها من علامات الاِغتِرارِ
Merasa susah karena tidak dapat melakukan suatu amal ibadah yg disertai oleh rasa malas untuk melakukannya, itu suatu tanda bahwa ia terperdaya [tertipu] oleh syaitan.
Jika ketinggalan suatu amal kebaikan merasa sedih, tetapi bila mendapat kesempatan tidak segera melakukannya, maka itu suatu tanda telah dipermainkan oleh nafsu dan syaitan. Susah yg seperti ini adalah susah yg bohong, dan menangis yg seperti ini juga menangis yg bohong. Sebagai mana dikatakan sebagian ulama’: “Banyak mata yg menangis akan tetapi hatinya masih keras, karena orang tersebut tidak aman dari tipuan Allah yg samar. Allah tidak memberikan pada orang tersebut apa yg manfaat pada dirinya tapi malah memberi sesuatu yg membohongi dirinya, yaitu susah dan menangis yg bohong. Adapun susah yg sesungguhnya yaitu, susah yg mendorong dirinya untuk melakukan taat yg disertai menangis yg benar. Dan itu termasuk dari maqomnya salik.
Bersabda Rasulullah Saw.:
“Sesungguhnya Allah menyukai pada tiap hati yg selalu berduka cita.”
Syaikh Abu Ali ad-Daqqaq ra. berkata:
“Seseorang yg menyesal dapat menempuh jalan menuju kepada Allah dalam waktu satu bulan, apa yg tidak dapat ditempuh oleh orang yang tidak menyesal dalam beberapa tahun. Karena itu termasuk dalam sifat utama bagi Rasulullah Saw. Mutawashilul-ahzan, daa’imul fikir. Rasulullah Saw. selalu merasa berduka cita dan selalu berfikir [merenung]”.
Sayyidah Rabi’ah al-Adawiyah mendengar seseorang berkata:
”Alangkah sedihnya”. Maka Rabi’ah berkata:
”Katakanlah, alangkah sedikitnya rasa sedihku, sebab bila engkau benar² merasa sedih, tidak berkesempatan lagi untuk bersuka cita.”
Syaikh Abdullah as-Syarqawi mensyarah:
Kesedihan seperti ini biasanya merupakan akibat ketergantungan atas sesuatu yg tidak ada wujudnya. Inilah kesedihan semu yg biasanya disertai dengan tangisan yg juga semu. Dalam pepatah disebutkan, “Berapa banyak mata yg meneteskan air mata, tetapi hatinya tetap keras.”
Orang yg bersedih semu itu akan merasa aman dari makar Allah yg tersamar. Allah akan menahan apa yg berguna baginya dan memberi apa yg membuatnya sedih dan menangis. Dmgan begitu, ia menganggap baik ahwal-nya dan menganggap dirinya berguna. Adapun kesedihan yg tulus dan sungguh² adalah yg mendorong kepada ketaatan dan diiringi dengan tangisan yg benar. Ini adalah maqom para salik.
Syaikh Abu Ali ad-Daqqaq ra. yg selalu bersedih menuturkan bahwa ia meniti jalan Allah dalam sebulan seperti orang yg belum pernah menempuh jalan Allah selama bertahun-tahun. Wallaahu a’lam