Hikmah 80 dlm Al-Hikam:
قَـلَّما تَكونُ الواَرِداَتُ الاِلٰهِيَّة ُ اِلاَّ بَغْتَة ً لـءَـلاَّ يَدَّعِيَهاَ العِبَادُ بِوجوُدِ الاِسْتِعدادِ
Jarang sekali terjadi karunia besar dari Allah (warid) itu kecuali datang secara mendadak (tiba²), supaya tidak ada orang yg mengaku bahwa ia dapat karena telah mengadakan persiapan untuk menerima karunia itu.
Yg dimaksud warid disini adalah ilmu² Wahbiyyah dan ilmu yg halus yg berhubungan dengan kemakrifatan, yg oleh Allah diberikan pada hamba²Nya.
Dan pemberian itu biasanya dalam kondisi mendadak tanpa persiapan seperti shalat, puasa dll. Supaya hamba tidak mengku-aku bahwa dia ahli warid/kehebatan.
Singkatnya: Warid itu hadiah dan anugrah dari Allah, jadi bukan hasil setelah mengerjakan macam²nya ibadah.
Allah mewahyukan kepada Nabi Musa as.: “Tahukah engkau mengapakah Aku mengangkat engkau sebagai Nabi yg langsung mendengar kalam-Ku?”
Jawab Nabi Musa as.: “Engkau yg lebih mengetahui.”
Allah berfirman: “Ketika Aku larikan semua kambing Nabi Syu’aib yg dipelihara itu, sehingga dengan susah payah engkau mengejar kambing² itu, sehingga dengan susah payah engkau mengejar kambing² itu untuk mengembalikannya, tetapi kemudian setelah kembali semuanya engkau tidak merasa jengkel/marah, maka itulah sebabnya.”
Dalam hadits, seorang pelacur yg memberi minum seekor anjing, tiba² Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni semua dosanya. Demikianlah kehormatan dan karunia besar dari Allah itu, tidak dapat diraba oleh manusia, dan selalu diberikan oleh Allah secara tiba², supaya tidak ada orang yg berbangga dengan amal perbuatannya. Wallaahu a’lam