Hikmah 55 dlm Al-Hikam:
رُبَّمَا كُنْتَ مُسِيـْءـاً فأراكَ الاِحْساَنَ مِنْكَ صُحْبَتَكَ كمن هُوَ اَسْوَءُ حالاًمِنْكَ
Bisa jadi, perbuatan burukmu tampak baik di matamu karena persahabatanmu dengan orang yg lebih buruk daripada dirimu.
Bersahabat dengan yg lebih rendah budi pekerti [iman]-nya itu, sangat berbahaya, sebab persahabatan itu pengaruh mempengaruhi, percaya mempercayai, sehingga dengan demikian sulit sekali untuk dapat melihat atau mengoreksi kesalahan sahabat yg kita sayangi bahkan kesetiaan sahabat akan membela kita dalam kekeliruan, kesalahan dan dosa, yg dengan itu kamu pasti akan binasa karenanya. Sedang seseorang tidak dapat mengoreksi diri sendiri, kecuali dengan kacamata orang lain, tetapi jika justru kacamata orang lain itu pula mengelabui kita, maka bahayalah yg pasti menimpa kepada kita.
Syaikh Abdullah as-Syarqawi mensyarah:
Artinya, berteman dengan orang yg kualitas kebaikannya berada di bawahmu amat berbahaya karena bisa menyamarkan aib dan kekuranganmu. Akibatnya, kau akan selalu berbaik sangka terhadap dirimu sendiri. Kau bangga dengan amalmu dan merasa puas dengan kondisimu sehingga kau rela hati dan selalu melihat kebaikan²mu. Itu adalah pangkal segala keburukan.
Boleh saja kau berteman dengan orang yg keadaannya tidak membuatmu bersemangat dan ucapannya tidak membimbingmu ke jalan Allah asalkan orang itu sederajat denganmu agar pertemananmu dengannya tidak membahayakanmu.
Di sini Syaikh lbnu Atha’illah ingin menjelaskan bahwa pertemanan dengan orang² ‘arif terbagi menjadi dua: pertemanan yg didasari keinginan dan pertemanan yg mengharap berkah.
Pertemanan yg didasari keinginan ialah pertemanan yg harus memenuhi syarat²nya. Kesimpulannya, keberadaan seorang murid dengan Syaikh atau Gurunya seperti seonggok mayat di tangan para pemandi mayat.
Adapun pertemanan untuk mengharap berkah ialah pertemanan yg tujuannya masuk ke satu kaum dan berpakaian dengan pakaian mereka, serta tunduk pada peraturan mereka. Di sini tidak perlu ada syarat² pertemanan. Yg paling penting adalah bagaimana ia berpegang pada batasan² syara’. Diharapkan dari pertemanannya dengan kaum itu, ia akan mendapatkan berkah mereka dan bisa sampai ke maqam yg telah mereka raih. Wallaahu a’lam