Hikmah 54 dlm al-Hikam:
“Memilih Sahabat”
لاَتصْحَبْ من لاَيُنْهِضُكَ حالهُ ولاَ يَدُلُّكَ علَى اللهِ مقاَلهُ
Jangan bersahabat dengan seseorang yg tidak membangkitkan semangat taat kepada Allah, amal kelakuannya dan kata²nya tidak membimbing engkau ke jalan Allah.
Dalam hadits:
“Seseorang akan mengikuti pendirian (kelakuan) temannya, maka lihatlah saudaramu dengan siapakah harus didekati sebagai teman.”
Sufyan ats-Tsaury berkata: “Barangsiapa yg bergaul dengan orang banyak harus mengikuti mereka, dan barangsiapa mengikuti mereka, harus menjilat pada mereka, dan barangsiapa yg menjilat kepada mereka, maka ia binasa seperti mereka.”
Sahl bin Abdullah berkata: Berhati-hatilah [jangan] bersahabat dengan tiga macam manusia:
1. Pejabat pemerintah yg dzalim [kejam]. 2. Ahli quraa’ yg pejilat.
3. Sufi gadungan [yg bodoh tentang hakikat tasawuf].
Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw berkata: “Sejahat-jahat teman yg memaksa engkau bermuka-muka [menjilat] dan memaksa engkau minta maaf, atau selalu mencari alasan.”
Syaikh Abdullah as-Syarqawi mensyarah:
Seorang murid dilarang berteman dengan orang semacam itu sekalipun orang itu adalah ahli ibadah atau ahli zuhud karena dianggap tidak ada gunanya. Sebaliknya, kau disarankan berteman dengan orang yg membuatmu bersemangat dan ucapannya membimbingmu ke jalan Allah.
Misalnya, orang yg tekadnya tinggi yg senantiasa bergantung kepada Allah, jauh dari makhluk, atau dalam setiap kebutuhannya tidak bertumpu kecuali kepada Allah dan dalam setiap perkara tidak bertawakal kepada selain-Nya sehingga di matanya seluruh manusia tak berarti apa², tidak bisa mendatangkan bahaya ataupun manfaat. Bahkan, ia menganggap dirinya sendiri rendah dan tak berguna, tidak mampu berbuat sesuatu, dan tidak bisa menentukan nasibnya sendiri. Dalam setiap amalnya, ia tetap berjalan pada jalur syara’, tanpa melebih-lebihkannya atau menguranginya. Inilah sifat orang² ‘arif yg mengenal Allah.
Menemani orang² seperti itu, walaupun ibadahnya sedikit dan amalan sunnahnya tidak banyak, amat dianjurkan bagi seorang murid karena banyak mendatangkan manfaat, baik dari sisi agama maupun dunia sebab manusia selalu mengikuti tabiat manusia lain.
Adapun orang² yg tidak memiliki sifat² di atas, kita hanya diperbolehkan bergaul dengan mereka secara lahir, tidak lebih, karena tidak ada gunanya bergaul dengan mereka. Jika mereka sederajat denganmu, pergaulanmu dengan mereka tidak akan mendatangkan bahaya apa² bagimu. Namun, jika derajat mereka berada di bawahmu, Syaikh Ibnu Atha‘illah memberikan nasihatnya melalui hikmah berikut. Wallaahu a’lam