Hikmah 47 dlm al-Hikam:
كَانَ اللهُ وَلَا شَيْ ءَ مَعَهُ , وَهُوَ الْآنَ عَلَى مَا عَلَيْهِ كَانَ.
telah ada Allah, dan (sebelum adanya makhluk) telah ada Allah, dan tiada sesuatu di samping-Nya, dan DIA kini sebagaimana ada-Nya semula.
Keadaan seperti ini adalah keadaan orang yg sudah berada di maqam fana’, dia tiada melihat sesuatu kecuali Allah Ta’ala. Bagaikan seseorang di dalam gedungnya, kemudian ia mengisi rumah dengan perabot dan boneka atau patung, lalu ditanya: ‘Siapakah yg ada di dalam gedung itu?’ Jawabnya: ‘Hanya dia seorang’, yakni semua boneka dan patung itu tidak dapat disebut sebagai temannya. Demikian pun orang ahli hakikat tidak melihat adanya sesuatu yg dapat disebut selain Allah Ta’ala.
Syaikh Abdullah as-Syarqawi mensyarah:
Ini adalah kondisi orang yg menduduki maqam kefana’an. Ia tidak lagi melihat selain Tuhannya (musyahid). Dalam pandangannya, Tuhan masih tetap sebagaimana ada-Nya semula.
Seorang musyahid meyakini bahwa wujud hakiki hanya milik Allah Ta’ala, sedangkan selain-Nya tidak memiliki wujud. Sifat wujud itulah yg melekat pada Allah Ta’ala sekarang dan sebelum musyahid itu mengetahuinya. Ketidaktahuan musyahid tentang Tuhan sebelum itu tak lain karena adanya hijab. Wallaahu a’lam