Hikmah 29 dalam Al-Hikam:
“Rahasia Ilahi Bukanlah Tujuan Utama Orang ‘Arif”
ماأرادت همة سالك أن تقف عند ما كشف لها إلا ونادته هوا تف الحقيقة: الذي تطلب أمامك، ولاتبرجت له ظواهر المكونات إلا ونادته حقائقها: ((إنما نحن فتنة فلا تكفر)) (البقرة: ١٠٢)
“Di saat tekad seorang salik ingin berhenti pada apa yg tersingkap baginya, suara² hakikat pun memperingatkannya, “Yg kau cari ada di depanmu!” Dan di saat pesona alam tampak menggoda, hakikat²nya pun berujar, “Kami hanyalah ujian maka jangan kau kufur!” “
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Tekad seorang salik (peniti jalan menuju Allah Ta’ala) tidak akan berhenti setelah mendapatkan makrifat, rahasia, dan cahaya² Ilahi. Ia tidak akan memandang bahwa makrifat, ahwal, dan maqam yg telah diraihnya merupakan tujuan utama dan akhir dari perjalanannya. Bisikan² hakikat Ilahi akan menyeru hatinya agar tidak berhenti sampai disitu, “Karena apa yg kau cari ada di depanmu!” Apa yg dicari dan di inginkan seorang salik adalah “sampai kepada Tuhannya”, bukan sampai kepada sesuatu selain-Nya.
Saat dunia menebar pesonanya, ia akan berseru dengan suara yg tak kau dengar, “Kami hanya ujian dan cobaan maka jangan kau tertipu oleh kami dan jangan berhenti sampai di sini. Jangan jadikan dirimu budak kami sehingga kau akan terhalang dari Allah Ta’ala karena sikap semacam ini sama saja dengan kufur terhadap nikmat Tuhan Pemberi nikmat.”
Syukur atas nikmat Tuhan diwujudkan dengan cara menemui dan mendatangi Tuhan Yang Memberi nikmat, sedangkan sikap berpaling dari nikmat, namun di saat yg sama tetap menikmati nikmat tersebut, adalah cerminan sikap tidak tahu diri di hadapan Tuhan. Wallaahu a’lam