Hikmah 27 dalam Al-Hikam:
لا تطلب منه أن يحرجك من حالة ليستعملك فيما سواها، فلو أرادك لا ستعملك من غير إخراج.
“Jangan meminta Allah untuk mengeluarkanmu dari satu kondisi agar kau bisa dipekerjakan-Nya. Jika memang Dia menghendaki, niscaya Dia akan mempekerjakanmu tanpa harus mengeluarkanmu dari kondisi itu.”
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Jika kau mengira bahwa keberadaanmu di satu kondisi telah menghambatmu untuk mendekatkan diri kepada-Nya, jangan meminta-Nya mengeluarkanmu dari kondisi itu karena jika Allah Ta’ala mencintaimu dan kau termasuk ahli iradah (yg dikehendaki Allah Ta’ala), Allah Ta’ala akan mempekerjakanmu dengan penuh kasih sayang, membimbingmu untuk melakukan amal² shaleh, dan menyibukkan hatimu dengan-Nya, tanpa harus mengeluarkanmu dari kondisi lamamu.
Jika seorang murid berada dalam satu kondisi yg tidak sesuai dengan tujuannya (namun dari sudut pandang syari’at, kondisi itu tidak terlarang), tak layak baginya untuk menghendaki keluar dari kondisi itu dan menentang “hukum waktu” —sebagaimana dijelaskan dalam hikmah di atas. Ia juga tidak layak meminta Tuhannya untuk segera mengeluarkannya dari sana agar bisa dipekerjakan-Nya pada kondisi lain karena kondisi itu adalah pilihan Allah Ta’ala dan ia tidak perlu bingung dalam hal ini.
Yg patut dilakukannya adalah tetap menjaga etika dan kesopanannya terhadap Tuhannya serta mendahulukan kehendak-Nya atas pilihannya sendiri. Jika Tuhannya melihat sikap baiknya ini, Dia akan mempekerjakannya tanpa perlu mengeluarkannya dari kondisi tersebut. Dengan demikian, ia pun beramal sesuai dengan kehendak Allah Ta’ala, bukan berdasarkan kehendaknya sendiri. Tentu, itu lebih baik baginya daripada mengedepankan pilihannya sendiri. Akan lebih baik lagi baginya bila ia juga meyakini bahwa ia akan mencapai tujuannya tanpa harus keluar dari kondisi tersebut.
Lain lagi halnya jika ia berada dalam kondisi yg tidak sesuai dengan syara’. Dalam hal ini, ia harus segera keluar dari kondisi tersebut dan meminta Tuhannya agar memindahkannya ke kondisi yg lebih diridhai-Nya. Wallaahu a’lam