Hikmah 25 dlm Al-Hikam:
يَا عَجَبًا كَيْفَ يَظْهَرُ الْوُ جُوْدُ فِي الْعَدَمِ أَمْ كَيْفَ يَثْبُتُ الْحَا دِ ثُ مَعَ مَنْ لَهُ وَ صْفَ الْقِدَمِ ؟
“Sungguh sangat ajaib, bagaimana tampak wujud di dalam adam (tiada). Atau bagaimana dapat bertahan sesuatu yg hancur itu, di samping Dzat yg bersifat Qidam.”
Syaikh Abdullah asy-Syarqawi mensyarah:
Sungguh aneh, bagaimana mungkin wujud (keberadaan) tidak tampak dalam ‘adam (ketiadaan)? ‘Adam adalah kegelapan, sedangkan wujud adalah cahaya. Keduanya mudah dibedakan.
Bagaimana bisa sesuatu yg baru (hadits) bersanding dengan Yang Maha Dahulu (qadim)? Bagaimana mungkin sesuatu yg baru muncul bersamaan dengan yg memiliki sifat qidam. Yg baru itu bathil, sedangkan Allah Ta’ala itu Haq (Maha Benar). Kebathilan akan sirna dengan adanya kebenaran.
Allah Ta’ala berfirman:
وَقُلْ جَاۤءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۖاِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا
“Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yg bathil telah lenyap.” Sungguh, yg batil itu pasti lenyap.” (QS. Al-Isra [17]: 81)
Sosok yg lahir (tampak) dan tsabit (tetap) itulah Tuhan Yang Maha Haq, Allah Ta’ala, bukan alam semesta. Tak ada yg berwujud, kecuali Allah Ta’ala karena Dia yg tampak dan menampakkan, yg mawjud dan berbeda dari segala penampakan lainnya.
Pertanyaan² yg bernada keheranan dalam hikmah ini pasti akan diajukan oleh mereka yg pernah merasakan pengalaman syuhud. Oleh karena itu, semakin kuat pengalaman syuhud yg dirasakan seseorang maka semakin sirnalah alam semesta ini dari pandangannya. Wallaahu a’lam