Hikmah 12 dalam Al-Hikam:
“Manfaat ‘Uzlah”
ما نفع القلب شيء مثل عزلة، يدخل بها ميدان فكرة.
“Tiada yg lebih berguna bagi hati selain ‘uzlah. Dengan ‘uzlah, hati memasuki lapangan tafakkur.”
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
‘Uzlah (menyendiri) merupakan cara terbaik bagi seorang murid untuk membersihkan hati dari segala kelalaian dan mendekatkan diri kepada Tuhannya. Tafakkur itu umpama sebuah lapangan. Di sana, hati berputar-putar seperti seekor kuda yg berpacu di sebuah arena pacuan. Bila seorang murid terlalu banyak bergaul dengan manusia, pandangan dan hatinya akan tertuju pada keduniaan sehingga yg kemudian tampak jelas di hadapannya hanyalah hal² yg bersifat materi dan fana. Tidak demikian jika ia ber’uzlah menjauhi pergaulan dengan manusia, hatinya akan disibukkan dengan hal² ghaib.
Dalam sebuah khabar disebutkan, “Bertafakkur sesaat lebih baik daripada ibadah tujuh puluh tahun.”
Ada seseorang yg bertanya kepada Ummu Ad-Darda’, “Amalan apa yg paling diutamakan Abu Darda’?”
Ummu Ad-Darda’ menjawab, “Tafakkur.” Dengan bertafakkur, seseorang bisa mendalami hakikat, mengagungkan Allah Ta’ala, dan mengutamakan segala hal yg diridhai-Nya. Dengan bertafakkur, ia bisa menganggap hina semua hal yg dibenci Allah Ta’ala sehingga terdorong untuk meninggalkannya. Dengan bertafakkur, seseorang bisa mengetahui keburukan² jiwa yg terselubung, kejahatan musuh, dan tipuan dunia. Ia juga bisa mengenali segala muslihat sehingga bisa dengan mudah menghindarinya dan selamat dari bahaya² yg ditimbulkannya.
Dengan menyendiri dan merenung, seorang murid melatih diri untuk berkhalwat, salah satu dari empat rukun tarekat (tiga rukun lainnya adalah bersikap diam, berlapar-lapar, dan bangun tengah malam). Ini, bagi murid yg menempuh jalan tarekat sendirian.
Adapun bagi murid yg berada di bawah bimbingan Guru, tentu ia harus banyak bergaul dengan Gurunya, juga dengan saudara² yg turut membantunya dalam menempuh jalan tarekat. Jika ia telah menjadi ‘arif, tak masalah baginya untuk bergaul dengan manusia mana pun karena saat itu di matanya hanya Allah Ta’ala yg terlihat. Perlu dicamkan bahwa yg menjadi tujuan utama adalah tafakkur, sedangkan ‘uzlah (menyendiri) hanya sebagai media atau faktor pendukung. Wallaahu a’lam