Hikmah 107 dlm Al-Hikam:
مَعْصِيَة ٌ اَورَثـْتَ ذُلاًّ واَفـْتِقَاراً خَيرٌ من طاَعةٍ اَوْرَثـْتَ عِزًّ واسْتِكباَراً
Maksiat (dosa) yg menjadikan rendah diri dan membutuhkan rahmat dari Allah, itu lebih baik dari perbuatan taat yg membangkitkan rasa sombong, ujub dan merendahkan orang lain.
Merasa hina, rendah diri itu bagian dari sifatnya seorang hamba kepada Allah. Syaikh Abu Madyan berkata: inkitsarun lil-‘aashi khoirun min wushuulil-muthiiI. Perasaan rendah diri telah berbuat dosa, itu lebih baik dari kesombongan seorang yg taat.
Ada kalanya seorang hamba berbuat kebaikan yg menimbulkan rasa ujub, sombong, sehingga menggugurkan amal yg di kerjakan sebelumnya. Dan ada kalanya seorang berbuat dosa yg menyedihkan hatinya, sehingga timbul rasa takut kepada Allah, yg menyebabkan keselamatan pada dirinya.
As-Sya’bi meriwayatkan dari al-Khalil bin Ayyud, bahwasanya seorang ‘abiid (ahli ibadah) bani israil, ketika ia berjalan ia selalu dinaungi oleh awan, tiba² ada seorang pelacur bani israil tergerak hatinya, ingin mendekat kepada si ‘Abid. Maka ketika pelacur itu mendekat pada si ‘abid, tiba² si abid itu mengusirnya dengan berkata: pergi kau dari sini. Maka Allah menurunkan wahyu kepada Nabi, bahwa Aku (Allah) telah mengampuni dosa pelacur itu dan membatalkan amal ‘abid itu. Maka berpindahlah awan dari atas kepala ‘abid ke atas kepala pelacur itu.
Al-Harits al-Muhasibi berkata: Allah menghendaki supaya anggota lahir ini sesuai dengan batinnya (hati), maka apabila sombong congkak seorang alim/’abid, sedangkan pelacur itu tawadhu’ merendahkan diri, maka ketika itu pelacur itu lebih taat kepada Allah dari si ‘abid dan alim.
Ada pula kisah: seorang ‘abid bani israil sedang sujud, tiba² kepalanya di injak oleh orang, maka ‘abid itu berkata: angkat kakimu, demi Allah aku tidak akan mengampunkan engkau. Maka Allah menjawab: Hai orang yg bersumpah atas nama-Ku, bahkan engkau tidak diampunkan karena kesombonganmu. Al-Harits berkata: Dia bersumpah karena merasa diri besar di sisi Allah, maka kesombongan, ujub itulah yg tidak di ampuni Allah. Wallaahu a’lam