Hikmah 104 dlm Al-Hikam:
“Memahami Rahasia Pemberian Dan Penolakan Allah”
مَتىَ اَعْطاَكَ اَشْهَدَكَ بِرَّهُ وَمتىَ مَنَعَكَ اَشْهَدَكَ قَهْرَهُ فَحُوَ فىِ كُلِّ ذٰلكَ مُتَعَرِّفٌ اِليكَ وَمُقَبِّلٌ لِوُجوُدِ لُطْفِهِ عليْكَ
Apabila Allah memberi karunia kepadamu, maka Dia akan menunjukkan kepadamu karunia belas kasih-Nya, dan apabila Allah menolak pemberian-Nya atasmu, maka Dia akan menunjukkan kepadamu kekuasaan-Nya, maka Dia dalam semua itu memperkenalkan diri kepadamu, dan menghadapkan kepadamu dengan kehalusan pemberian pemeliharaan-Nya kepadamu.
Kewajiban bagi tiap hamba harus mengenal Tuhannya, dengan segala sifat² kebesaran-Nya. Maka siapa yg tidak mau mengenal dengan sifat Mu’thi Wahhab (pemberi) maka ia harus mau mengenal dengan sifat Mani’ (menolak), Muntaqim (membalas), Qohhar (memaksa). Tetapi apabila telah mengenal hikmah Rahmat Allah, maka terasa bahwa semua itu semata-mata karunia dari Allah kepada hamba-Nya.
Sufyan as-Tsauri bertemu dengan Abu Habib al-Badri, dan memberi salam, Abu Habib bertanya: Engkaukah Sufyan as-Tsauri yg terkenal itu? Jawabnya: Benar, semoga Allah memberkahi apa yg dikatakan orang² itu. Lalu Abu Habib berkata: Hai Sufyan, tidak ada suatu kebaikan melainkan berasal dari Tuhan. Jawab Sufyan, Benar. Ditanya lagi: Mengapa kamu tidak suka bertemu pada siapa yg tidak ada kebaikan kecuali pada-Nya. Hai Sufyan: Penolakan Allah kepadamu itu berarti pemberian karunia-Nya padamu, sebab Dia tidak menolak karena bakhil atau tidak ada, hanya Dia menolak permintaanmu karena kasih-Nya kepadamu. Hai Sufyan, Sesungguhnya aku masih suka duduk dengan engkau tetapi bersamamu itu ada kesibukan, kemudian Abu Habib menuju ke kambingnya dan membiarkan Sufyan as-Tsauri. Wallaahu a’lam