Hikmah 10 dalam Al-Hikam:
الأعمال: صور قائمة، وأرواحما: وجود سرالإخلاص فيها.
“Amal itu seumpama jasad, sedangkan keikhlasan adalah ruhnya.”
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Amal itu ibarat jasad yg tak bernyawa, sedangkan keikhlasan laksana ruh yg menjadikan jasad itu hidup. Keikhlasan setiap orang berbeda-beda. Keikhlasan para ‘abid (ahli ibadah) berbentuk bersihnya amal mereka dari sifat riya’ yg nyata maupun yg tersamar dan dari niat yg didasari hawa nafsu. Mereka beramal karena Allah Ta’ala, mengharap pahala-Nya, serta ingin selamat dari azab dan siksa-Nya. Namun demikian, mereka menisbatkan amal itu pada diri mereka dan menjadikannya sebagai tempat bergantung untuk meraih apa yg mereka inginkan.
Sementara itu, bentuk keikhlasan para muhibbin (pecinta Allah) tergambar dalam niat amal mereka yg ditujukan sebagai wujud pengagungan dan penghormatan mereka terhadap Allah Ta’ala; yg memang layak mendapatkannya. Dalam beramal, mereka tidak bertujuan mendapat pahala atau takut dari siksa-Nya.
Oleh sebab itu, Rabi’ah Al-Adawiyah berkata, “Aku tidak menyembah-Mu karena takut neraka-Mu atau berharap surga-Mu.”
Sementara itu, keikhlasan para ‘arif berbentuk kesaksian dan pandangan mereka bahwa Allah Ta’ala semata yg menggerakkan dan mendiamkan mereka. Mereka tidak merasa memiliki daya dan upaya dalam hal itu. Oleh karena itu, mereka tidak beramal, kecuali dengan bantuan Allah Ta’ala, bukan dengan daya dan kekuatan mereka. Tingkat keikhlasan para ‘arif ini merupakan tingkat keikhlasan tertinggi.
Kemudian, dalam hikmah berikut, Syaikh Ibnu Atha’illah memberi tips bagaimana cara meraih dan menumbuhkan keikhlasan. Wallaahu a’lam