Hikmah 6 dalam Al-Hikam:
“Ditundanya Pemberian Allah Jangan Melemahkan Semangatmu Untuk Meminta”
لايكن تأخر أمد العطاء مع الإلحاح في الدعاء موجبا ليأسك؛ فهو ضمن لك الإجابة فيما يختاره لك لا فيما تختار لنفسك و في الوقت الذي يريد، لا في الوقت الذي تريد.
“Jangan sampai tertundanya karunia Tuhan kepadamu, setelah kau mengulang-ulang doamu, membuatmu putus asa. Karena Dia menjamin pengabulan doa sesuai pilihan-Nya, bukan sesuai pilihanmu; pada waktu yg di inginkan-Nya, bukan pada waktu yg kau inginkan.”
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Allah Ta’ala menegaskan bahwa Dia akan mengabulkan semua doa. Dia berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ
“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang² yg sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Gafir [40]: 60)
Doa yg pengabulannya ditunda, mungkin, lebih baik bagi seorang murid daripada doa yg pengabulannya disegerakan. Karena bisa jadi, penundaan doa itu ditujukan agar ia semakin bersungguh-sungguh dalam beribadah dan semakin merasa takut kepada Allah Ta’ala. Dalam situasi ini, biasanya setan akan datang dan membisikinya, “Jika benar tekadmu kuat, Tuhanmu pasti sudah mengabulkan doamu, menghilangkan sifat² kemanusiaanmu yg buruk, dan mewujudkan segala keinginanmu.” Sehingga sang murid pun tidak sadar bahwa ditundanya pengabulan doa itu adalah lebih baik baginya.
Bisa jadi pula, ditundanya pengabulan doa tersebut, disebabkan oleh sifat buruk sang murid yg terlalu banyak dan tidak bisa dihilangkan kecuali dalam waktu yg lama, sehingga mujahadah dan riyadhah yg dilakukannya masih belum berpengaruh pada pengabulan doa²nya.
Orang² ‘arif mengumpamakan alam ini dengan tanah yg dipenuhi tumbuhan berduri. Kadang durinya besar² dan banyak sehingga sulit dilalui dan bisa melukai. Kadang durinya kecil², sedikit, dan mudah dihilangkan. Demikian pula sifat² jiwa, ada yg sangat buruk dan berjumlah banyak sehingga untuk menghilangkannya membutuhkan waktu yg lama dan perjuangan yg panjang. Terkadang sifat² itu tidak terlalu buruk dan hanya sedikit sehingga tidak perlu waktu lama dan perjuangan panjang untuk membersihkannya. Ketika tujuan utama seorang murid adalah menghilangkan sifat buruk jiwa, meski itu memakan waktu yg lama dan berakhir di ujung usia, semua penderitaan dan perjuangannya selama masa itu tidaklah seberapa dibandingkan dengan tujuan utama itu. Wallaahu a’lam