Hikmah 272 dlm Al-Hikam:
الْخِذْلَانُ كُلِّ الْخِذْلَانِ أَنْ تَتَفَرَّغَ مِنَ الشَّوَاغِلِ، ثُمَّ لَا تَتَوَجَّهَ إِلَيْهِ، وَتَقِلَّ عَوَائِقُكَ، ثُمَّ لَا تَرْحَلُ إِلَيْهِ.
Sungguh amat disayangkan bila kau terbebas dari kesibukan, namun tak juga menghadap kepada-Nya atau bila kau hanya mendapat sedikit rintangan, tetapi tak juga beranjak menuju-Nya.
Siapa yg cukup mendapat kesempatan untuk taqarrub (mendekat) kepada Allah Ta’ala, lalu tidak dipergunakannya, maka yg demikian itu suatu kekecewaan dan kehinaan yg tidak ada bandingnya, sebab tiap detik bagi anak Adam, dapat dipergunakan untuk menebus dosa dan segera masuk surga, karena itu bila kesempatan itu di sia-siakan hingga akhirnya masuk ke dalam jurang neraka, maka itulah contoh kehinaan dan kekecewaan yg sangat rendah.
Sebab ibadah itulah amal manusia yg utama dan terbaik dunia akhirat, dan dengan itu manusia dapat mencapai bahagia dunia akhirat.
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Kondisi di atas terjadi akibat tidak adanya taufik dan bantuan Allah Ta’ala. Sungguh amat disayangkan bila kau terbebas dari kesibukan duniawi, misalnya kau telah memiliki harta duniawi yg cukup, namun kau tidak juga sibuk menghadap Allah Ta’ala dengan sesuatu yg bisa mendekatkanmu kepada-Nya. Sungguh amat disayangkan!
Amat disayangkan pula jika kau hanya mendapatkan sedikit rintangan dalam menuju Allah Ta’ala, misalnya kau sudah memiliki sandang dan pangan meski agak kurang, namun kau tidak juga menyibukkan diri dengan sesuatu yg mendekatkan dirimu kepada-Nya.
Bagaimana halnya dengan orang yg tidak memiliki harta duniawi yg cukup dan masih membutuhkan usaha dan pekerjaan?
Apakah ia dikategorikan sebagai orang yg merugi bila ia sibuk dengan usaha dan pekerjaannya sehingga tidak menghadap Allah Ta’ala dan tidak segera berangkat menuju-Nya? Ya, tetapi ia hanya mendapat separuh kerugian karena menghadap Allah Ta’ala dan berjalan menuju-Nya amat dituntut dari seluruh makhluk. Allah Ta’ala berfirman, “Tidaklah aku menciptakan jin dan manusia, kecuali untuk menyembah-Ku.”
Oleh karena itu, yg wajib bagi setiap orang ialah menyingkirkan segala rintangan, meninggalkan kesibukannya, dan segera menghadap Allah Ta’ala. Sebuah nasihat mengatakan, “Berjalanlah menuju Allah meski harus tertatih-tatih. Jangan menunggu masa sehat karena menunggu masa sehat sama dengan pengangguran.”
Allah Ta’ala berfirman:
اِنْفِرُوْا خِفَافًا وَّثِقَالًا وَّجَاهِدُوْا بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
“Berangkatlah kamu, baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yg demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. At-Taubah [9]: 41)
Wallaahu a’lam