Hikmah 242 dlm Al-Hikam:
“Buah Ilmu Yang Bermanfaat”
الْعِلْمُ النَّا فِعُ هُوَ الَّذِي يَنْبَسِطُ فِي الصَّدْرِ شُعَا عُهُ، وَيَنْكَشِفُ بِهِ عَنِ الْقَلْبِ قِنَا عُهُ.
Ilmu yg bermanfaat adalah yg cahayanya melapangkan dada dan menyingkap tirai qalbu.
Ilmu yg berguna (bermanfaat) itu ialah mengenal Dzat Allah dan sifat serta asma dan af’al/perbuatan Allah Ta’ala. Juga mengerti bagaimana mengabdikan diri kepada Allah Ta’ala serta beradab kepada-Nya.
Nabi Dawud as. berkata: “Ilmu di dalam dada bagaikan lampu dalam rumah.”
Syaikh Junayd al-Baghdadi qs. berkata: “Ilmu itu ialah mengenal Tuhanmu dan tidak melampaui kedudukan dirimu (yakni menyadari kehambaanmu).”
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Ilmu yg bermanfaat ialah ilmu tentang Allah, sifat²Nya, asma-Nya, dan ilmu tata cara beribadah kepada-Nya dan bersopan santun di depan-Nya. Ilmu inilah yg cahayanya melapangkan dada sehingga mudah menerima Islam dan menyingkap tirai serta selaput penutup qalbu sehingga hilanglah segala macam angan dan keraguan darinya.
Malik ibn Anas ra. berkata, “Ilmu diraih bukan dengan banyaknya periwayatan, melainkan ilmu adalah cahaya yg dipancarkan Allah ke dalam hati.”
Manfaat ilmu ialah mendekatkan hamba kepada Tuhannya dan menjauhkannya dari pandangan terhadap diri sendiri. Itulah puncak kebahagiaan seorang hamba dan akhir dari keinginan dan pencariannya.
Syaikh Al-Mahdawi berkata, “IImu yg berguna adalah ilmu tentang waktu, kejernihan hati, kezuhudan di dunia, dan ilmu tentang hal² yg mendekatkan diri ke surga, menjauhkan diri dari neraka, membuat takut kepada Allah dan berharap kepada-Nya, serta ilmu tentang kebersihan jiwa dan bahayanya.”
Itulah ilmu yg dimaksud dengan cahaya yg dipancarkan Allah Ta’ala ke dalam hati siapa saja yg dikehendaki-Nya, bukan ilmu lisan, ilmu logika, atau ilmu manqul.
Syaikh Junayd al-Baghdadi qs. merangkum semua keterangan itu dengan kata², “IImu yg sesungguhnya adalah ilmu tentang Tuhan (makrifat) dan ilmu bersopan santun di hadapan-Nya.” Wallaahu a’lam