Hikmah 228 dlm Al-Hikam:
الْوَارِدُ يَأْ تِي مِنْ حَضْرَ ةِ قَهَّارٍ، لِأَ جْلِ ذَ لِكَ لَا يُصَا دِمُهُ شَيْءٌ إِلَّا دَ مَغَهُ. (بَلْ نَقْذِ فُ بِا لْحَقِّ عَلَى الْبَا طِلِ فَيَدْ مَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ)
Limpahan karunia datang dari sisi Dzat Yang Maha Mengalahkan (Al-Qahhar). Oleh karena itu, semua yg berbenturan dengannya pasti hancur. “Sebenarnya Kami melemparkan yg haq kepada yg bathil, lalu yg haq itu menghancurkannya. Maka dengan serta-merta yg bathil itu lenyap.” (QS. Al-Anbiya’ [21]: 18)
Dalam hikmah ini dijelaskan tentang warid yg datang ke dalam hati hamba dari asma’ Allah Al-Qahhar (Maha Perkasa), maka semua yg ada dari hawa nafsu, aghyar (semua selain Allah Ta’ala) yg ada dalam hati akan dimusnahkan dengan keperkasaan-Nya. Sehingga hamba yg diberi warid itu semuanya menjadi haq. Yg dimaksud al-Bathil yaitu segala sesuatu selain Allah Ta’ala.
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Limpahan karunia datang dari Dzat Yang Memiliki kemampuan untuk mengalahkan dan menguasai karena ia datang dari Dzat Yang Maha Mengalahkan dan tak bisa dikalahkan. Oleh sebab itu, semua sifat buruk yg berbenturan dengan-Nya akan hancur. Selain itu, karunia Ilahi adalah kebenaran yg datang melawan kebathilan. Kebathilan takkan ada jika dihancurkan oleh kebenaran.
Allah Ta’ala berfirman, “Sebenarnya Kami melemparkan yg haq kepada yg bathil, lalu yg haq itu menghancurkannya. Maka dengan serta-merta yg bathil itu lenyap.” (QS. Al-Anbiya’ [21]: 18). Wallaahu a’lam