Hikmah 196 dlm Al-Hikam:
“Orang yang Berbicara Karena Allah Akan Mudah Dipahami, Dan Orang Yang Berbicara Demi Dirinya Sendiri Akan Terkuak Rahasia Yang Disembunyikannya”
مَنْ أُذِنَ لَهُ فِي التَّعْبِيْرِ فُهِمَتْ فِي مَسَا مِعِ الْخَلْقِ عِبَارَتُهُ وَجُلِّيَتْ إِلَيْهِمْ إِشَارَتُهُ.
Barang siapa sudah mendapat izin dari Allah untuk mengajar (menerangkan ilmu makrifat), maka keterangannya itu bisa difahami oleh pendengarnya, dan isyarat petunjuknya bisa diterima dengan jelas.
Maksud dari orang yg sudah mendapat izin dari Allah yaitu: orang yg mengajar/memberi nasihat itu Lillahi (karena Allah) wa Billahi (dan sebab bantuan/pertolongan Allah, wa Fillahi (dalam tuntunan hukum Allah).
Syaikh Abul Qasim Junayd al-Baghdadi ra. berkata: “Kalimat/perkataan yg benar itu hanya yg di ucapkan setelah mendapat izin, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
لاَيَتَكَـلمُونَ إلاَّ من اَذِنَ لَهُ الرّ َحمٰنُ وَقَالَ صَواَباً
“Mereka tidak berkata-kata, kecuali yg di izinkan oleh Ar-Rahman (Allah) dan berkata dengan benar.”
Syaikh Hamdun bin Ahmad bin Umarah al-Qasshar ra. ketika ditanya: “Mengapa kata² orang dahulu jauh lebih berguna dari ajaran kita ini?” Jawabnya: “Karena mereka bicara/berkata untuk kemuliaan Islam, dan keselamatan jiwa dan untuk mendapat keridhaan Allah. Sedangkan kita bicara untuk kemuliaan diri, dan mencari dunia, dan keridhaan penerima/pendengar (makhluk).
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Orang ‘Arif yg di izinkan berbicara tentang hakikat-makrifat, yaitu berupa ilmu² yg diberikan Allah tanpa perantara, maka penjelasannya akan mudah dipahami. Tanda seorang ‘arif di izinkan berbicara ialah, ia merasa mudah mengungkapkan apa yg ingin di ungkapkannya tanpa perlu bersusah payah. Lidahnya lancar mengungkap kata² tentang ilmu² itu. Ia juga mendapatkan dorongan kuat untuk mengungkapkan ilmu² itu tanpa kekurangan dalam berbicara.
Tanda lainnya yg bisa dilihat ialah, penjelasannya mudah dipahami dan amat jelas sehingga tidak perlu di ulang². Keterangannya lebih lembut daripada ungkapan yg biasa digunakan ahli tarekat dalam memberitakan tentang ilmu² batin dan hakikat makrifat. Lain halnya dengan orang yg tidak di izinkan berbicara. Wallaahu a’lam