Hikmah 195 dlm Al-Hikam:
“Ucapan Dari Hati Yang Bersih Akan Menorehkan Kesan Yang Dalam”
كُلُّ كَلَا مٍ يَبْرُ زُ وَعَلَيْهِ كِسْوَةُ الْقَلْبِ الَّذِي مِنْهُ بَرَزَ.
Setiap ungkapan yg terucap dibungkus oleh corak kalbu yg menjadi tempat keluarnya.
Jadi apabila hati bersinar nurnya, maka perkataannya pasti membawa nur juga, sehingga bisa diterima oleh hati orang yg mendengarkannya, berbeda dengan orang yg hanya mengaku-ngaku (ahli hikmah), perkataan yg keluar itu membawa kegelapan, yakni tidak bisa di ambil manfaatnya (masuk telinga kanan dan keluar lagi lewat telinga kiri).
Dan lagi tiap² tempat (wadah) itu pasti akan mengeluarkan yg terisi di dalamnya, sebagai contoh: gelas atau lainnya yg terisi kopi, itu pasti yg dikeluarkan juga kopi, tidak mungkin air putih.
Ada seseorang yg berkata: “Mengapa sekarang hati orang² tidak bisa khusyu’ dan matanya tidak bisa mencucurkan air mata?” Maka di jawab oleh Syaikh Muhammad bin Wasi’: “Kemungkinan yg demikian itu penyebabnya dari kamu sendiri, sebab bila nasihat itu keluar dari hati yg ikhlas pasti masuk ke dalam hati juga. Sebaliknya kalau hanya berupa kata² di lidah dan fantasi belaka, maka ia akan masuk telinga kanan dan keluar lewat telinga kiri.”
Syaikh Abul Abbas al-Mursyi ra. berkata: “Keadaan hamba itu hanya ada empat macam: nikmat, bala’, taat, maksiat. Maka jika di dalam nikmat, kewajiban hamba bersyukur kepada Allah, dan jika menerima bala’ maka hamba harus bersabar, dan jika dapat melakukan taat harus merasa itu taufiq dan hidayah dari Allah, dan bila tergelincir dalam dosa/ maksiat maka harus meminta ampun (beristighfar).”
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Setiap ungkapan yg terucap akan dibungkus oleh pakaian hati. Jika hati bersinar oleh cahaya, setiap ucapan yg keluar akan dibungkus oleh cahaya itu sehingga semua pendengaran tidak akan menolaknya dan seluruh hati tidak mengingkarinya. Pakaian yg membungkus ungkapan itulah cahaya yg keluar dari hati.
Ucapan orang bijak muncul dengan dibungkus oleh cahaya sehingga hati manusia yg tertutup akan terbuka dan mereka dengan mudah menerima seruannya. Sebaliknya, ucapan orang² yg mengaku bijak disertai kegelapan, sehingga tak seorang pun yg mengambil manfaat darinya. Manfaat bisa saja di dapat hanya dari isi ucapannya, bukan dari siapa yg mengucapkannya, karena Allah menguatkan agama kita ini dengan ucapan seorang lelaki yg durjana sekalipun. Wallaahu a’lam