Hikmah 190 dlm Al-Hikam:
تَحَقَّقْ بِأَوْصَا فِكَ يُمِدُّ كَ بِأَوْصَافِهِ, تَحَقَّقْ بِذَ لِكَ يَمُدُّ كَ بِعِزِّ هِ. تَحَقَّقْ بِعَجْزِكَ يَمُدُّ كَ بِقُدْرَتِهِ , تَحَقَّقْ بِضَعْفِكَ يَمُدُّكَ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ.
Tampakkan sifat²mu, niscaya Dia akan membantumu dengan sifat²Nya. Tampakkan kehinaanmu, niscaya Dia membantu dengan kemuliaan-Nya. Tampakkan kelemahanmu, niscaya Dia membantu dengan kekuasaan-Nya. Tanpakkan ketidakberdayaanmu, niscaya Dia membantu dengan daya dan kekuatan-Nya.
Hikmah ini mengajarkan kepada kita supaya menempati posisi kita yg semestinya, yaitu sebagai hamba, yg mempunyai sifat asli yaitu: fakir, kurang, lemah, hina, dan bodoh. Apabila kita mengakui dan memposisikan diri sebagai hamba, niscaya Allah akan menolong kita, memberi kemudahan dan karunia-Nya kepada kita. Dan ketika Allah memberikan kekayaan, kemuliaan, kekuasaan dan kekuatan, kita akan sadar dan merasa bahwa itu semua dari Allah, bukan dari diri sendiri, dan bukan dari selain Allah. Itulah tauhid yg murni, yg tidak ada tuhan, tidak ada daya kekuatan, melainkan Allah, dan semata-mata bantuan dan pertolongan-Nya, tanpa ada perantara dari luar maupun dari dalam diri sendiri. Sebaliknya apabila kita tidak mau menempati kedudukan kita sebagai hamba, dan lupa akan sifat kehambaan, yg akan menjadikan murka Allah, dan menyaingi sifat² Allah.
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Tunjukkan sifat²mu, niscaya Dia akan membantumu dengan sifat²Nya. Wujudkan sifat kehinaanmu, niscaya Dia akan memberimu kemuliaan-Nya sehingga kau akan menjadi mulia, bukan dengan dirimu sendiri. Wujudkan sifat kelemahanmu, niscaya Dia akan membantumu dengan kekuatan-Nya sehingga kau mampu berbuat apa saja, bukan dengan dirimu sendiri. Tampakkan ketidakberdayaanmu, niscaya Dia membantumu dengan kekuatan dan daya-Nya sehingga kau menjadi kuat dengan kekuatan-Nya, bukan dengan kekuatan dirimu sendiri.
Demikian pula jika kau tampakkan kebutuhan dan kemiskinanmu, Dia akan membantumu dengan kekayaan-Nya. Seandainya kau duduk di permadani kehinaan, lalu kau katakan, “Wahai Yang Maha Mulia, siapa lagi yg memberi kemuliaan kepada yg hina selain diri-Mu?” kau duduk di permadani kelemahan, lalu kau katakan, “Wahai Yang Maha Kuasa, siapa yg memberi kuasa kepada yg lemah selain diri-Mu?” kau duduk di atas permadani ketidakberdayaan, lalu kau katakan, “Wahai Yang Maha Kuat, siapa yg memberi kekuatan kepada yg lemah selain Diri-Mu?” kau duduk di permadani kemiskinan dan kesulitan sambil berkata, “Wahai Yang Maha Kaya, siapa yg memberi kekayaan kepada orang yg miskin selain diri-Mu?” niscaya kau akan mendapatkan jawaban seakan jawaban itu datang berdasarkan kehendak dan keinginanmu. Wallaahu a’lam