Hikmah 187 dlm Al-Hikam:
رُبَّمَا وَجَدْتَ مِنَ الْمَزِيْدِ فِي الْفَاقَا تِ مَا لَا تَجْدُ هُ فِي الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ.
Barangkali, pada saat sulit, kau mendapatkan tambahan karunia yg tidak kau temukan dalam puasa dan shalat.
Itu bisa terjadi sebab puasa dan shalat terkadang karena kesenangan dan kepentingan hawa nafsu, sehingga ibadahnya tidak bisa selamat dari afatnya ibadah seperti riya’, takabbur, ujub dan lain². Berbeda ketika dalam kondisi fakir, akan hilang kesenangan dan kepentingan hawa nafsu. Dan lagi hikmah ini bisa di artikan bahwa datangnya kefakiran, bala’ itu sebagai nikmat batin (samar).
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Wahai murid, barangkali saat kau mengalami kesulitan, kau mendapatkan tambahan karunia berupa kesucian batin, cahaya, dan makrifat yg tidak kau dapatkan pada puasa dan shalat karena bisa jadi puasa dan shalat yg kau lakukan lebih didasari keinginan nafsumu dan keuntungannya.
Ibadah seperti ini adalah ibadah yg tidak terbebas dari kekurangan sehingga tidak bisa digunakan untuk menyucikan hati. Di saat sulit, hawa nafsu dan syahwat tertahan. Oleh karena itu, saat sulit, karunia yg didapat seorang hamba lebih banyak daripada yg didapatnya dalam puasa dan shalat. Wallaahu a’lam