Hikmah 181 dlm Al-Hikam:
عِنَايَـتـُهُ فِيْـكَ لالِشَْىءٍ مِنْكَ وَايْنَ كُنْتَ حِينَ وَاجَهَـتـْكَ عِنَـَايَتـُهُ وَقَا بَلَتـْكَ رِعَايَتـُهُ لَمْ يَكُنْ فِى اَزَلِهِ اِخلاََصُ اَعْماَلٍِ وَلاَ وُجُدُ اَحْوَالٍ بَلْ لَمْ يَكُنْ هُنَاكَ الاَّ مَحْضُ الاِفْضال وَعَظيمُ النَّوّال
Perhatian Allah kepadamu bukanlah karena sesuatu yg timbul dari dirimu. Di manakah kau ketika perhatian dan pemeliharaan-Nya menemuimu, padahal di zaman azali belum ada keikhlasan amal ataupun ahwal. Bahkan, belum ada apa² selain banyaknya karunia dan pemberian semata.
Allah sudah melengkapi dan memenuhi hajat kebutuhan kita di saat kita sendiri belum mengerti apa saja kebutuhan kita, maka dari itu coba kita pikirkan dan perhatikan perhatian dan pemberian Allah pada kita semenjak kita masih berupa air mani, sama sekali kita belum bisa berdoa dan beramal, tetapi perlengkapan yg diberikan Allah kepada kita tidak berkurang sedikitpun, dan selanjutnya hingga kita lahir, masa kanak², dewasa dan tua, karunia dan pemberian serta perhatian Allah kepada kita tidak berubah. Dan semua itu tidak bersandar pada amal atau doa kita. Tapi semata-mata kekuasaan dan kehendak Allah yg mutlak.
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Perhatian atau pemberian Allah kepadamu bukan karena doa atau amal shaleh yg kau lakukan. Coba ingat, di mana dirimu ketika Allah memberimu perhatian dan perlindungan-Nya? Maknanya, di masa azali kau sendiri tidak ada. Tentu saja, itu menafikan semua yg bersumber darimu. Jika dirimu dahulu tidak ada, berarti tak ada pula sesuatu yg bersumber darimu, baik doa maupun amal shaleh. Meskipun demikian, Allah tetap memberimu perhatian dan karunia.
Di masa azali, belum ada amal yg ikhlas, seperti doa, shalat, dan puasa, tidak pula ada ahwal. Bahkan, belum ada apa² selain karunia dan pemberian Allah semata. Oleh karena itu, doa bukanlah sebab terwujudnya sesuatu yg diminta. Demikian pula amal shaleh, itu bukanlah sebab yg mempengaruhi pemberian dan perhatian Allah atau sebab seseorang masuk surga dan selamat dari neraka. Wallaahu a’lam