Hikmah 177 dlm Al-Hikam:
إنَّمَا احْتَجَبَ لِشِدَّة ِظُهُرِهِ، وَخَفِيَ عَنِ الاَبْصَارِ لِعَظِيمِ نُورِهِ
Dia terhijab lantaran sangat jelas dan Dia tersembunyi dari pandangan makhluk lantaran cahaya-Nya yg agung.
Sebagaimana keterangan hikmah sebelumnya, tentang keterbatasan/kelemahan panca indera manusia yg tidak bisa melihat karena terlalu dekat, begitu juga tidak akan bisa melihat terlalu terang. Pada hakikatnya semua benda itu bisa terlihat karena adanya cahaya/nur, tanpa cahaya takkan bisa terlihat, begitu juga terlalu terangnya cahaya, mata pun tidak akan kuat melihat karena terlalu silau. Seperti contoh matahari, yg cahayanya paling terang dari cahaya yg lain yg bisa dilihat mata, sebab dari kuatnya sinar matahari, mata kita tidak mampu menembus/melihat dzatnya matahari itu sendiri, sehingga kita bisa tahu matahari hanya lewat sinarnya saja, dan mata tidak kuat/bisa melihat hakikatnya matahari itu. Artinya: matahari itu tidak terhijab oleh dzatnya sendiri tapi cahayanyalah yg menghijab matahari itu.
Begitu juga Allah, yg tidak terhijab oleh Dzat-Nya, tapi terhijab oleh makhluk-Nya, sebab terlalu jelas, terang dan besar Nur-Nya. Jadi yg menghijab sesuatu itu bukan Dzat-Nya, tapi kelemahan kita yg menjadikan hijab itu sendiri.
Jadi hakikat/dzat itu tidak akan bisa dicapai dengan panca indera, tapi bisa dicapai dengan mata hati yg terang.
Maka apabila engkau melihat dengan mata hatimu, tidak akan menemukan sesuatu yg terlukis pada benda² (makhluk) itu selain daripada-Nya.
Syarah Syaikh Abdullah asy-Syarqawi:
Allah terhalang dari pandangan dan tak bisa diketahui karena cahaya-Nya yg dahsyat. Seperti halnya matahari, ia tak bisa dilihat karena cahayanya lebih kuat daripada cahaya lain. Kekuatan cahaya itulah yg membuatnya tak bisa dilihat oleh mata yg lemah sehingga inti dan hakikatnya tidak diketahui.
Penampakan matahari yg ditimbulkan oleh cahayanya yg kuat menjadi hijab tersendiri baginya. Hijab di sini bukan hijab sesungguhnya karena sesuatu yg lahir, tentu tidak akan terhalang. la terhijab karena lemahnya pandangan orang yg melihat pancaran cahayanya. Ini sesuai dengan hikmah sebelumnya. Wallaahu a’lam