Hikmah 170 dlm Al-Hikam:
“Mengetahui Rahasia Hamba adalah Cobaan, Bila Tidak Dikaruniai Sifat Rahmat-Nya”
منِ اطلع على اسرار العباد، ولم يتخلق بالرحمة الإ لهيّة كان اطلاعه فتـنة عليه، وسببا لجر الوبال اليه.
Siapa yg mengetahui rahasia para hamba, namun tidak meniru sifat kasih sayang Tuhan maka pengetahuannya menjadi ujian baginya dan sebab datangnya bencana.
Orang yg tidak dibukakan kasyaf untuk bisa melihat rahasia dalam hati sesama manusia itu termasuk karunia belas kasih dari Allah, sebab apabila dia dibukakan kasyaf sehingga bisa mengetahui rahasia hati orang lain, tapi dia tidak meniru sifat rahmat dan ampunan Allah, seperti tidak mau menutupi aib orang lain, tidak mau memaafkan kesalahan orang lain, tidak kasihan pada orang yg berbuat dosa/kesalahan, maka kasyaf yg demikian akan menjadi fitnah bagi yg diberi, dan menjadi ujian yg berat baginya, bahkan akan menjadi sebab datangnya bencana bagi dirinya.
Rasulullah Saw. bersabda: “Tidak akan dicabut sifat rahmat belas kasih kecuali dari hati orang yg celaka.”
Dan Rasulullah Saw. juga bersabda:
الراحمونَ يَرْحمهمُ الرَحْمن، اِرحَمُوامَنْ فى الارضِ يَرْحمكُم من فى السمَاءِ.
“Orang yg belas kasih, dikasihi oleh Allah (ar-Rahman), karena itu kasihanilah orang yg di bumi niscaya kamu dikasihi orang yg di langit.”
Syaikh Abdullah asy-Syarqawi mensyarah:
Siapa yg mengetahui rahasia para hamba, tetapi tidak meniru sifat rahmat (kasih sayang) Tuhan, seperti menutupi aib orang² yg berdosa, bersabar atas orang² yg zalim, memaafkan orang² yg bodoh, berbuat baik kepada orang yg berlaku buruk, dan menyayangi para hamba Allah, maka pengetahuannya tentang rahasia hamba itu akan menjadi fitnah atau ujian baginya. Hal itu dapat mendorongnya untuk melihat dirinya sendiri dan mengagungkan keadaannya, sombong dengan amalnya, dan congkak di hadapan orang lain. Inilah ujian paling besar baginya. Bahkan, dapat menjadi sebab datangnya bencana kepadanya karena ia telah mengaku-aku memiliki sifat Tuhan dan menandingi-Nya dalam hal kesombongan dan keagungan. Inilah bencana paling besar, kehinaan, dan peringatan yg paling keras.
Diriwayatkan bahwa ketika Allah memperlihatkan kerajaan langit dan bumi kepada Nabi Ibrahim as., ia mendatangi seorang laki² yg sedang melakukan maksiat terhadap Allah. Nabi Ibrahim as. pun mendoakan celaka orang itu hingga ia pun binasa. Nabi Ibrahim as. lalu mendoakan orang lain yg berbuat sama dengannya maka semuanya pun binasa.
Allah lalu berfirman kepada Nabi Ibrahim as., “Wahai Ibrahim, kau adalah orang yg doanya selalu dikabulkan. Jangan kau doakan celaka hamba²Ku karena lalai dari-Ku, mereka akan terbagi ke dalam tiga keadaan: seorang hamba dari mereka bertobat kepada-Ku dan Aku pun menerima tobatnya; Ku keluarkan darinya nyawa yg bertasbih kepada-Ku; atau Ku bangkitkan ia dan Ku hadapkan kepada-Ku. Jika Aku mau, Aku akan memberinya maaf. Jika aku berkehendak, Aku akan menghukumnya.”
Ada yg mengatakan, inilah sebab kenapa Allah memerintahkan Nabi Ibrahim as. untuk menyembelih anaknya, yaitu karena Allah begitu menyayangi hamba²Nya, seperti Nabi Ibrahim as. menyayangi anaknya. Kesimpulannya, mukasyafah adalah nikmat Allah Ta’ala atas seorang murid. Cara mensyukurinya adalah dengan menutupi aib hamba atau memaafkannya. Wallaahu a’lam