Hikmah 161 dlm Al-Hikam:
“Roja’ dan Khouf”
اذااَرادْتَ ان يفْتحَ لك باب الرجاءِ فاشهد مامنه اليكَ، واذا اردت ان يفتح لك باب الخوف فاشهد مامنك إليهِ
Jika kau ingin dibukakan pintu roja’/asa/harapan, lihatlah karunia-Nya kepadamu. Namun, jika kau ingin dibukakan pintu khouf/takut, lihatlah amal yg kau persembahkan untuk-Nya.
Hikmah ini menjelaskan dua cara untuk bertaqarrub kepada Allah Ta’ala, yaitu:
- Roja’ (berharap hanya kepada Allah Ta’ala), caranya: selalu memperhatikan apa yg ada pada dirimu dari nikmat pemberian Allah Ta’ala, macam²nya manfaat yg diberikan kepadamu, dan dihindarkan dari macam²nya bala’ bencana mulai dari kamu dalam kandungan ibumu sampai saat ini. Sehingga hati kamu bisa berharap secara optimis dan husnudzan kepada Allah Ta’ala dan tidak akan putus asa.
- Khouf (takut hanya kepada Allah Ta’ala), caranya: selalu memperhatikan apa² dari dirimu tentang kekurangan dan kecuranganmu dalam menghamba kepada Allah Ta’ala, adab yg kurang baik terhadap Allah Ta’ala. Sehingga timbul dalam hatimu rasa takut kepada Allah Ta’ala. Kedua sifat ini harus dimiliki oleh setiap mukmin.
Syaikh Abdullah asy-Syarqawi mensyarah:
Jika kau ingin Allah Ta’ala membukakan pintu harap untukmu, rasakanlah dalam dirimu kehadiran nikmat-Nya kepadamu, baik yg berupa manfaat maupun perlindungan-Nya dari bahaya, sejak kau masih dalam perut ibumu sampai waktu kau hidup sekarang. Jika kau merasakan hal itu, kau akan dihiasi dengan harapan yg besar dan tak pernah putus asa dari rahmat-Nya walaupun saat kau terjerumus ke lembah dosa.
Jika kau sudah dikuasai rasa harap dan kau takut hal itu akan membuatmu melanggar perintah Allah Ta’ala, kau akan merasa ingin dibukakan pintu takut kepada-Nya agar bisa menjagamu dari yg kau takutkan. Oleh karena itu, sadarilah apa yg sudah kau berikan kepada-Nya, baik berupa kesalahan, pelanggaran, maksiat, maupun kekurangsopananmu di hadapan-Nya. Jika kau merasakan hal itu, kau akan dikuasai rasa takut kepada-Nya sehingga kau pun akan berhenti melanggar perintah-Nya.
Rasa harap dan takut merupakan dua kondisi yg timbul dari dua kesadaran di atas; kesadaran atas nikmat Allah dan kesadaran atas amal perbuatan yg kau persembahkan kepada-Nya. Wallaahu a’lam