Hikmah 160 dlm Al-Hikam:
“Jangan Putus Asa”
إذا وقع منك ذنب فلا يكن سببالياءْسك من حصول الاستـقامة مع ربّك فقد يكون ذٰلك اٰخرذنب قدّر عليكَ
Jika kau terjatuh pada dosa, janganlah hal itu membuatmu putus asa untuk beristiqamah bersama Tuhanmu karena bisa jadi itulah dosa terakhir yg ditetapkan atasmu.
Engkau jangan putus asa dengan merasa tidak mungkin bisa istiqomah dalam menghamba pada Allah Ta’ala, (sehingga mendorongmu melakukan dosa² yg lainnya) karena engkau terlanjur melakukan dosa.
Perbuatan dosa itu tidak menyalahi istiqamah dalam kehambaan, kalau semata-mata terlanjur, dengan tidak ada sifat gembira dalam melakukan dosa itu, sebab manusia tidak mungkin mengelak dari takdir yg telah ditulis baginya. Kewajiban kamu ketika terlanjur berbuat dosa yaitu harus segera bertobat.
Syaikh Abdullah asy-Syarqawi mensyarah:
Jika kau melakukan dosa sesuai dengan maqam dan kedudukanmu, hal itu jangan sampai membuatmu putus asa dari kelurusan dan keseimbangan ahwal -mu dengan Tuhanmu, misalnya dengan meyakini bahwa karena timbulnya dosa itu, kau merasa mustahil untuk beristiqamah. Sikap itu akan mendorongmu untuk melakukan dosa lainnya. Ini tentu langkah yg salah karena istiqamah dalam ‘ubudiyah tidak mesti terhalang oleh perbuatan dosa yg dilakukan akibat lalai dan alpa jika kau telah ditakdirkan untuk itu.
Yg menghalangi istiqamah adalah keinginanmu yg terus menerus untuk melakukan dosa dan bertekad untuk kembali melakukannya lagi. Oleh karena itu, yg wajib bagimu adalah bertobat langsung kepada Tuhanmu dan kembali kepada-Nya, jangan putus asa dari rahmat-Nya. Bisa jadi itu adalah dosa terakhir yg ditetapkan Allah untukmu sehingga setelah itu, Allah akan menerimamu dengan taufik dan kebaikan-Nya. Wallaahu a’lam