Hikmah 157 dlm Al-Hikam:
“Orang Zahid Merasa Risih dengan Pujian Manusia, Berbeda dengan Orang ‘Arif”
اذااطلق الثناء عليك ولست باهل فاَثن عليه بما هو اهلهُ
Jika kau mendapat pujian, sedangkan kau tidak layak atasnya, pujilah Allah sebagai Dzat yg memang layak menyandangnya.
Kenyataannya apa yg disanjungkan orang² padamu itu tidak ada pada dirimu, atau kau mempunyai cacat/aib, sehingga kau tidak berhak menerima pujian itu, maka kau harus memuji kepada Allah, yg telah menutupi aib² dan kekuranganmu.
Syaikh Abdullah asy-Syarqawi mensyarah:
Kau tidak layak mendapat pujian karena pujian mereka sesungguhnya tidak ada padamu. Orang² memujimu karena Allah menutupi aib dan celamu itu. Sekiranya bukan karena karunia Allah kepadamu dan tirai-Nya yg menutupi aibmu, niscaya kau tidak layak mendapat pujian tersebut.
Oleh karena itu, etikanya, kau harus memuji Tuhanmu yg memang layak dipuji agar hal itu menjadi kesyukuranmu atas nikmat ditutupnya tirai darimu dan banyaknya lisan yg memuji kendati kau tidak layak mendapatkannya. Oleh sebab itu, jangan tertipu dan terpesona oleh ucapan orang² yg memujimu. Wallaahu a’lam