Hikmah 144 dlm Al-Hikam:
انت الى حلمه اذا اطعته احوج منك الى حلمه اذاعصيته
Ketika taat, kau lebih membutuhkan belas kasih-Nya daripada ketika melakukan maksiat.
Kemuliaan seorang hamba hanya ketika bersandar diri kepada Tuhannya. Dan hina/jatuhnya seorang hamba bila ia telah melihat dan berbangga dengan dirinya sendiri. Sedang manusia ketika berbuat taat, merasa dirinya sudah baik lalu bangga dengan amal perbuatannya sendiri, sombong dan merendahkan orang lain. Padahal amal perbuatannya jika dikoreksi keikhlasannya tidaklah mungkin akan diterima, bahkan amal itu semua hanyalah amal yg palsu dan tidak ada harganya di sisi Allah.
Allah telah menurunkan wahyu kepada seorang Nabi-Nya, “Beritahukan kepada hamba²Ku yg shiddiqin (sungguh² dalam beribadah kepada-Ku), janganlah kamu tertipu oleh kesombongan dengan amal perbuatanmu itu, karena apabila Aku menegakkan benar² keadilan-Ku pasti Aku akan menyiksa mereka, dan bukan suatu kedholiman terhadap mereka. Dan katakan kepada hamba²Ku yg telah berbuat dosa, ‘Jangan kamu berputus asa dari rahmat-Ku, sebab tidak ada suatu dosa yg tidak dapat Ku ampunkan.'”
Syaikh Abu Yazid al-Busthami ra. berkata, “Taubat karena berbuat maksiat itu cukup hanya sekali, sedangkan taubat setelah berbuat taat harus seribu kali, sebab taat yg diliputi oleh ‘ujub, sombong, itu berubah menjadi maksiat yg besar, dan orang tidak akan menyadarinya. Sebagaimana jatuhnya iblis dari singgasananya.”
Syaikh Abdullah asy-Syarqawi mensyarah:
Seorang yg taat biasa mengalami berbagai keadaan, seperti sombong, ‘ujub, meremehkan orang lain, menganggap dirinya layak mendapat pahala, dan kondisi lainnya yg mencerminkan kesombongan. Lain halnya dengan seorang pemaksiat, boleh jadi maksiatnya akan mendorongnya untuk berhati-hati, takut kepada Tuhannya, berlindung kepada-Nya, tunduk dan membutuhkan-Nya.
Oleh sebab itu, seorang hamba lebih membutuhkan belas kasih Allah saat ia taat, melebihi kebutuhannya terhadap belas kasih-Nya saat ia bermaksiat kepada-Nya. Hikmah ini merupakan peringatan tambahan bagi orang yg merasa mampu sampai kepada Allah dengan amalan²nya. Sikap ini adalah kesalahan dan kebodohan. Wallaahu a’lam