Hikmah 142 dlm Al-Hikam:
“Wushul Itu Sebab Karunia Dari Allah Dan Ditutupinya Cela Kita”
ولولا انك لاتصل اليه الابعد فناء مساويك ومحودعاويك لم تصل اليه ابدا ولكن اذااراد ان يوصلك اليه غطى وصفك بوصفه ونعتك بنعته فوصلك اليه منه اليك لابمامنك اليه
Jika kau yakin bahwa kau hanya akan sampai kepada-Nya setelah lenyapnya semua keburukanmu dan sirnanya semua hasratmu, kau selamanya tak akan sampai kepada-Nya. Akan tetapi, jika Dia menghendakimu sampai kepada-Nya, Dia akan menutupi sifatmu dengan sifat-Nya dan watakmu dengan watak-Nya. Dia membuatmu sampai kepada-Nya dengan kebaikan yg diberikan-Nya kepadamu, bukan dengan kebaikan yg kau persembahkan kepada-Nya.
Syaikh Abdullah asy-Syarqawi mensyarah:
Kau tidak akan sampai kepada-Nya sekalipun kau melakukan riyadhah (olah batin) dan mujahadah berusaha menghilangkan aib dan semua keinginan yg tak layak bagimu, seperti keinginan untuk meraih kekuatan, kehormatan, kekayaan, dan kekuasaan. Itu adalah sifat² inti dan watak yg sudah melekat pada seorang hamba dan tak bisa terlepas darinya. Sampainya kau kepada Allah adalah anugerah-Nya kepadamu, bukan karena usahamu sendiri.
Hal itu di isyaratkan Syaikh Ibnu Atha’illah dengan ucapannya, “Akan tetapi, jika Dia menghendakimu sampai kepada-Nya, Dia akan menutupi sifatmu dengan sifat-Nya, watakmu dengan watak-Nya.” Allah akan menutup dan menghapus sifat² buruk darimu. Dia juga akan mengabadikan ketiadaan sifat² burukmu itu dengan menampakkan sifat² yg baik padamu.
Hal itu di isyaratkan Allah dalam sebuah hadits qudsi, “Hamba-Ku terus mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan ibadah² sunnah sampai Aku mencintainya. Dan jika Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yg digunakannya untuk mendengar, penglihatannya yg digunakannya untuk melihat, tangannya yg digunakannya untuk memukul, dan kakinya yg digunakannya untuk berjalan.”
Allah akan membawamu sampai kepada-Nya dengan anugerah-Nya kepadamu, yaitu berupa sifat²Nya yg ditampakkan-Nya pada dirimu, bukan dengan usahamu dalam beramal.
Syaikh Abul Hasan asy-Syadzili ra berkata, “Seorang wali tidak akan pernah sampai kepada Allah selama ia memiliki syahwat, keinginan, dan pilihan. Walaupun Allah sudah memberi jalan baginya, ia tetap tidak akan sampai kepada-Nya. Namun, jika Allah menginginkan untuk mendekatkan hamba itu kepada-Nya, Dialah yg akan mengaturnya, yaitu dengan menampakkan sifat²Nya yg tinggi dan suci sehingga akan menghilangkan sifat² hamba-Nya yg buruk. Saat itu, hamba tersebut tidak lagi memiliki keinginan dan pilihan, kecuali yg dipilihkan dan diinginkan Tuhannya.” Wallaahu a’lam