Hikmah 141 dlm Al-Hikam:
“Hubungan Antara Pengabulan dengan Kehinaan dan Kebutuhan”
ماطلب لك شيء مثل الاضطرار ولا اسرع بالمواهب اليك مثل الذلة والافتقار
Tiada sesuatu yg lebih menuntutmu, kecuali kebutuhan mendesak. Tidak ada pula yg dapat mempercepat tibanya pemberian selain rasa hina dan butuh.
Syaikh Abdullah asy-Syarqawi mensyarah:
Kebutuhan mendesak seorang hamba merupakan sifat terkhusus ‘ubudiyah-nya kepada Allah Ta’ala. Oleh sebab itu, tak ada sesuatu pun yg lebih menuntut seorang hamba, kecuali perasaan mendesak itu. Maknanya, sebaik-baik peminta adalah kebutuhan mendesak, Syaikh Ibnu Atha’illah mengumpamakan kebutuhan mendesak ini dengan sosok “peminta”.
Kebutuhan mendesak adalah sikap menampakkan kefakiran yg sangat sehingga berkonotasi bahwa kau tak memiliki daya dan upaya apa², serta tidak menemukan satu pun sebab yg bisa kau jadikan sandaran untuk mendapatkannya. Keadaanmu sama dengan keadaan orang yg tenggelam di laut atau yg tersesat di hutan. Kau tak mendapati sesuatu pun yg dapat mensejahterakanmu, kecuali Tuhanmu dan tak berharap keselamatan dari kebinasaanmu, kecuali dari-Nya.
Tak ada yg dapat mempercepat tibanya pemberian selain rasa hina dan butuh karena kehinaan dan rasa butuh merupakan dua sifat yg ada pada seseorang yg terdesak. Keduanya tentu akan mempercepat pemberian Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yg memiliki sifat itu.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ ۖ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang² yg lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.” (QS. Ali Imran [3]: 123)
Karena kondisi itulah, mereka pun akhirnya mendapatkan pertolongan dan kemenangan dari Allah Ta’ala. Wallaahu a’lam