Hikmah 135 dlm Al-Hikam:
“Karunia Allah Atas Adanya Amal”
اذا اراد ان يظهرفضله عليك خلق فنسب اليك
Apabila Allah hendak memperlihatkan karunia-Nya kepadamu, Dia akan mencipta (amal), lalu menisbatkannya kepadamu.
Sebagaimana firman² Allah: Hai hamba-Ku yg beriman, Hai orang² yg beriman.
Padahal Allah yg memberikan iman itu, karena itu jawaban hamba: Engkau ya Allah yg memberikan karunia iman kepadaku, sehingga aku berbuat taat, padahal aku sendiri tiada berdaya dan tidak berkekuatan kecuali semata-mata dengan pertolongan-Mu.
Syaikh Abdullah asy-Syarqawi mensyarah:
Jika Allah Ta’ala ingin menganugerahimu karunia-Nya, Allah akan menciptakan amal pada dirimu, lalu menisbatkannya kepadamu. Dia akan menyatakan kepadamu melalui malaikat-Nya bahwa kau adalah orang yg taat, bertakwa, gigih, dan gemar beramal. Dengan cara lain, Allah akan menisbatkan amal itu kepadamu melalui lisan para hamba-Nya, seperti perkataan orang² kepadamu, “Kau adalah orang yg taat, bertakwa, dan rajin beribadah.”
Jika seorang hamba menyaksikan karunia yg amat agung ini dan merasa malu kepada Tuhannya, ia tidak akan menisbatkan sifat² terpuji atau amal² baik kepada dirinya karena ia tidak memiliki kelayakan sama sekali untuk itu. Adapun sifat² tercela dan amal yg buruk, menurut etika, sepatutnya ia nisbatkan kepada diri sendiri. Ia harus mengakui bahwa itu akibat kezaliman dan kebodohannya.
Sahal ibn Abdullah ra. berkata, “Jika seorang hamba melakukan kebaikan, lalu ia berkata, “Tuhanku, dengan karunia-Mu aku beramal, Engkau yg membantuku dan memudahkannya”, berarti ia telah bersyukur kepada Allah atas karunia itu. Lalu, Allah pun akan menjawabnya, “Hamba-Ku, melainkan kau sendiri yg taat dan kaulah yg mendekati-Ku.”
Namun, jika seorang hamba hanya memandang dirinya sendiri, lalu bergumam, “Aku yg beramal, aku yg taat, dan aku yg mendekat”, maka Allah akan berpaling darinya. Dia akan berkata kepadanya, “Hamba-Ku, Akulah yg membimbingmu, Aku pula yg membantumu, dan Aku yg memudahkan jalanmu.”
Sekiranya hamba melakukan keburukan, lalu berkata, “Tuhanku, Engkau yg mentakdirkannya, Engkau yg menetapkannya, dan Engkau pula yg memutuskannya”, maka Tuhan akan murka kepadanya. Dia akan berkata kepada hamba itu, “Justru kau yg telah berbuat buruk. Kau bodoh dan kau durhaka.”
Sekiranya hamba itu berkata, “Tuhanku, aku telah berlaku zalim, bodoh, dan buruk.” Tuhan pun akan mendatanginya dan berkata, “Hamba-Ku, Akulah yg memutuskannya, Aku yg menetapkannya, dan kau pun telah Ku-ampuni, Aku maafkan, dan Kututupi aibmu.”” Wallaahu a’lam