134. Jangan Minta Balasan Atas Amalmu (2)

Hikmah 134 dlm Al-Hikam:

لاتطلب عواضا على عمل لست له فاعلا، يكفى من الجزاءلك على العمل ان كان له قابلا

Jangan mengharap upah atas amal yg tidak kau lakukan. Sudah cukup sebagai balasan untukmu jika Allah menerimanya.

Firman Allah Ta’ala:

وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ

Padahal Allah-lah yg menciptakan kamu dan apa yg kamu perbuat itu.” (QS. Ash-Saffat [37]: 96)

Jadi, kita hanya menjadi lalu lintas qadha’ dan qadar-nya Allah Ta’ala, tidaklah pantas kalau kita minta balasan/upah sedangkan kita tidak ikut mengerjakan, yakni semua pekerjaan yg kita kerjakan itu yg menjadikannya adalah Allah Ta’ala, ini hukum ‘Aqli.

Kalau menurut hukum syar’i, hamba yg membuat pekerjaan yg dikerjakannya. Dalilnya:

ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yg telah kamu kerjakan.” (QS. An-Nahl [16]: 32)

Tapi ketahuilah bahwa makhluk tidak bisa mengerjakan kalau tidak digerakkan oleh Allah Ta’ala.

Syaikh Ibrahim al-Laqqany ra. berkata, “Dan Allah yg menjadikan hamba, dan segala perbuatannya, Dia pula yg memberi taufiq untuk siapa yg akan sampai (wushul) kepada-Nya.”

Syaikh Abdullah asy-Syarqawi mensyarah:

Jangan mengharap upah atas amal yg tidak kau lakukan karena yg melakukan sesungguhnya adalah Allah. Kau hanyalah objek penampakan-Nya. Jika yg melakukan adalah Allah, betapa lancang kau meminta pahala atas amal itu!

Dengan kata lain, pencipta sesungguhnya dari amal para hamba adalah Allah semata, sedangkan hamba hanya berusaha. Lantas, apakah pantas ia meminta pahala atas amal yg sebenarnya tidak dilakukannya?

Cukuplah bagimu jika Allah sudah menerimanya. Maksudnya, jika Allah sudah menerima amalmu, Allah tidak lagi meminta pertanggunganjawabmu atas amalmu yg kurang sempurna, bukan atas amalmu yg tidak kau niatkan untuk mencari pahala. Wallaahu a’lam

Al-Hikam

Mulai Perjalanan

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Buku Lain

Rekomendasi

Di sejumlah pesantren salafiyah, buku ini (Tanwir al-Qulub) biasanya dipelajari bersamaan dengan kitab-kitab fikih. Yang sedikit membedakan, kitab ini ditulis oleh seorang pelaku tarekat sekaligus mursyid dari tarekat Naqsyabandiyah.

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Tingkatan Alam Menurut Para Sufi

“Tingkatan Alam Menurut Para Sufi” فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُّوحِى فَقَعُوا لَهُۥ سٰجِدِينَ “Maka…

Islam, Iman dan Ihsan

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى…

Hidup Ini Terlalu Singkat

Postingan yg indah dari Bunda Amanah: Bismillahirrahmanirrahim. “Hidup ini Terlalu Singkat” Oleh: Siti Amanah Hidup…
All articles loaded
No more articles to load

Mengenal Yang Mulia Ayahanda Guru

Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin al-Khalidi qs.

Silsilah Kemursyidan

Dokumentasi

Download Capita Selecta

Isra' Mi'raj (Rajab)

26 Jan - 05 Feb

Ramadhan

30 Mar - 09 Apr

Hari Guru & Idul Adha

20 Jun - 30 Jun

Muharam

27 Jul - 06 Ags

Maulid Nabi

28 Sep - 08 Okt

Rutin

30 Nov - 10 Des

All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load

Kontak Person

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Abangda Teguh

Kediri, Jawa Timur

Abangda Tomas

Pangkalan Bun 

Abangda Vici

Kediri, Jawa Timur

WhatsApp
Facebook
Telegram
Twitter
Email
Print

Daftar Isi