Hikmah 127 dlm Al-Hikam:
“Lihatlah Alam Ini Untuk Mengenal Allah”
اَمَرَكَ فِى هٰذِهِ الدَّارِ بِالنَّظَرِ فِى مُكَوَّناَتِهِ وَسَيَكـْشِفُ لَكَ فِى تِلْكَ الدَّارِ عَنْ كمَال ذاَتِهِ
Allah memerintahkan kepadamu semasa hidup di dunia ini memperhatikan alam ciptaan-Nya (memikirkan makhluk di dunia ini sehingga menjadikan ingat pada Allah). Dan kelak di akhirat, Allah akan mamperlihatkan kepadamu kesempurnaan Dzat-Nya.
Allah telah memerintahkan memperhatikan dan memikirkan makhluknya Allah. Ada juga yg secara isyarah seperti firman Allah yg artinya: “Dan di bumi itu ada bagian² tanah yg berdekatan satu sama lainnya, ada kebun² kurma dan anggur, ada tanaman yg sejenis dan beda jenis, yg kesemuanya itu disirami dengan satu macam air, sesungguhnya yg demikian itu mengandung tanda² keagungan Allah, yg manfaat bagi orang² yg mau berfikir.”
Satu macam air itu (air hujan) tetapi pohon yg disiram beda², daunnya tidak sama, buahnya tidak sama, adakalanya sama tapi rasanya berbeda, itu semua pasti ada yg menetapkan, yaitu Allah.
Apabila mau memperhatikan alam semesta (makhluk), maka kelak di akhirat, Allah akan membukakan hijab sehingga langsung bisa melihat Dzat-Nya.
Firman Allah Ta’ala: WUJUUHUY-YAUMA-IDZIN-NAADHIROH, ILAA-ROB-BIHAA NAADHIROH. (beberapa wajah pada hari kiamat itu berseri-seri, (bercahaya), karena ia dapat melihat Tuhannya).
Syaikh Abdullah asy-Syarqawi mensyarah:
Allah memerintahkanmu di dunia ini untuk memperhatikan ciptaan-Nya agar dengan mata batinmu kau melihat-Nya tampak sana.
Allah Ta’ala berfirman:
“Katakanlah, ‘Perhatikanlah apa yg ada di langit dan di bumi’.” (OS. Yunus (10): 101)
Dengan begitu, di akhirat kelak, Dia akan menyingkapkan untukmu kesempurnaan Dzat-Nya agar kau melihat-Nya dengan mata batinmu. Kemampuan seorang hamba melihat Tuhannya bergantung pada kadar penampakan-Nya di hadapan mereka.
Di dunia, mereka melihat-Nya tampak di alam semesta dengan cahaya mata batin mereka karena Allah menampakkan Diri kepada mereka dari balik hijab mereka sendiri, yaitu alam semesta tersebut. Oleh sebab itu, Allah memerintahkan hamba²Nya untuk mengamati dan merenungkan ciptaan-Nya. Di akhirat, mereka akan melihat-Nya langsung tanpa hijab dengan cahaya mata kepala mereka. Itu tak mustahil terjadi.
Inilah puncak dari tajalli (penampakan Allah) dan kasyaf (ketersingkapan Allah) di dunia yg di alami khusus oleh orang² ‘arif. Di akhirat, tajalli dan kasyaf ini akan di alami oleh seluruh kaum mukmin. Wallaahu a’lam
Tanwirul Qulub
Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi