Hikmah 124 dlm Al-Hikam:
وُروُدُ الاِمدادِ بِحَسْبِ الاِستِعْداَدِ وَشُرُوقُ الاَنواَرِ عَلَى حَسَبِ صَفاءِ الاَسْرَارِ
Datangnya bantuan/pertolongan dari Allah itu menurut kadar kesiapannya, dan terbitnya/cahaya ilahi itu menurut/tergantung pada bersih/jernihnya hati.
Bersihkan hatimu dari segala sesuatu selain Allah, niscaya Allah akan mengisi/memenuhi hatimu dengan pengertian² makrifat dan rahasia² keyakinan. Karena itu tiap² warid (pemberian karunia dari Allah) itu tergantung pada wirid, apabila wiridnya banyak maka waridnya juga banyak, apabila wirid itu timbul dari hati yg bersih, maka datangnya warid demikian terang jernihnya, demikian pula jika wiridnya tetap terus, maka waridnya pun demikian tidak berhenti begitu seterusnya.
Syaikh Abdullah asy-Syarqawi mensyarah:
Datangnya pertolongan Allah kepada hamba-Nya bergantung pada kesiapan seorang hamba membersihkan hatinya dan seberapa sering ia melakukan wirid. Oleh sebab itu, dikatakan, “Bersihkan hatimu dari dunia maka Kami akan mengisinya dengan makrifat dan rahasia.”
Setiap warid akan selalu mengikuti wirid, sesuai kondisinya. Jika wiridnya sempurna, misalnya bersumber dari hati yg bersih, warid-nya pun akan sempurna. Jika wirid kurang, warid pun akan kurang. Jika wiridnya banyak, warid-nya akan banyak. Setiap warid akan bergantung pada wiridnya. Jika wiridnya dilakukan terus-menerus, warid pun akan mengalir terus-menerus.
Oleh sebab itu, amal yg paling dicintai Allah adalah yg paling sering dilakukan walaupun sedikit. Jika amal itu sering dilakukan, bantuan Allah pun akan sering diberikan.
Kalimat “terbitnya cahaya sesuai dengan kadar kejernihan jiwa” merupakan penegas dan penjelas ungkapan sebelumnya. Maknanya, terbitnya cahaya keyakinan dan makrifat bergantung pada kejernihan batin dari kekotoran yg di akibatkan sikap bergantung pada dunia. Kejernihan batin itu sendiri tidak akan terjadi, kecuali dengan seringnya melakukan wirid. Wallaahu a’lam