Masalah 93

162 Masalah Sufistik (Masalah 93):

Syaikh Ahmad bin Muhammad al-Ghusyam az-Zaidi ra. bertanya: “Tentang orang² yg berperang melawan Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw.”

al-‘Allamah al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad ra. menjawab: “Ketahuilah bahwasanya orang² yg pernah keluar untuk memerangi Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw. di masa pemerintahannya ada tiga kelompok:

Kelompok pertama, kelompok pasukan unta, di antaranya terdapat Sahabat Zubair bin ‘Awwam ra., Sahabat Talhah ra., Sayyidah Aisyah ra., serta penduduk Basrah yg dulunya pernah memberi bai’at kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw., kemudian mereka keluar dengan alasan menuntut balas atas Sayyidina Utsman bin ‘Affan ra.

Tentang kelompok Basrah, Sayyidina Ali kw. tidak pernah memeranginya, tidak pernah menyuruh orang untuk memeranginya dan ia pun tidak merestuinya. Akan tetapi ia mau menerima bai‘at dari mereka yg ikut membunuh Sayyidina Utsman bin ‘Affan ra. dan ia tidak menyerahkan mereka kepada orang² yg menuntut darah Sayyidina Utsman bin ‘Affan ra.

Hal itu adalah demi untuk kepentingan agama dan kesatuan umat Islam pada waktu itu. Namun sayangnya, mereka yg keluar menuntut balas Sayyidina Utsman bin ‘Affan ra. tidak memahami keadaan itu.

Kelompok kedua, adalah kelompok Shiffin, di antaranya adalah sahabat Mu’awiyah ra., Amru bin ‘Ash ra., dan penduduk Syam, mereka tidak mau berbai’at kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw. dan mereka keluar menuntut balas atas wafatnya Sayyidina Utsman bin ‘Affan ra.

Kelompok ketiga, adalah penduduk Nahrawan, mereka adalah kaum Khawarij, mereka pernah berbai’at kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw. dan pernah berperang bersamanya. Akan tetapi kemudian mereka keluar untuk menentangnya, karena mereka menuntut hasil majelis tahkim pada hari dimana digelarnya Perang Shiffin.

Tentang mereka, Sayyidina Ali kw. tidak pernah memerangi seorang pun di antara mereka sebelum mengajak mereka kepada perdamaian dan mentaati kembali pemerintahan Islam yg sah.

Kami yakin bahwa Allah Ta’ala Maha Mengetahui tentang niat mereka masing². Bagi kami, sebaiknya kita tidak membicarakan sedikitpun tentang mereka, karena masa mereka telah lewat.

Menurut ulama kami tentang Sahabat Zubair ra. dan kawan²nya, termasuk juga Sahabat Mu’awiyah ra. dan kawan²nya, mereka telah berpendapat sebaik mungkin, tetapi tindakan mereka keliru, karena itu mereka bisa dimaafkan. Pokoknya, ahli tauhid yg memerangi Sayyidina Ali kw. dan ia masih mau mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka ia termasuk seorang yg berbuat salah dan ia tidak boleh dikutuk atau dicaci maki.

Menurut kami, mereka bukan orang kafir yg boleh dikutuk, kecuali telah diketahui secara terang bahwa mereka mati dalam keadaan kafir. Siapapun yg mati dan ia bukan orang kafir, seperti iblis, maka ia tetap akan mendapat rahmat Allah Ta’ala, dan kita tidak boleh mengutuknya.

Adapun Sayyidina Hasan ra. dan Sayyidina Husein ra., keduanya adalah dua insan yg benar dan keduanya memenuhi syarat untuk dipilih sebagai khalifah bagi kaum muslimin. Adapun Sayyidina Hasan ra., ia telah dipilih oleh ahlil halli wal ‘aqli, yg pernah memilih Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw. sebagai khalifah pada waktu sebelumnya. Sayyidina Hasan ra. dipilih sebagai khalifah setelah Sayyidina Ali kw. telah terbunuh.

Ketika Sahabat Mu’awiyah ra. datang dengan pasukannya untuk memeranginya dan ia pun datang dengan pasukannya dari penduduk Irak dan keduanya telah saling mendekat, maka Sayyidina Hasan ra. melihat mereka dengan pandangan penuh kasih sayang demi untuk membenarkan ucapan Kakeknya, yaitu Baginda Rasulullah Saw.:

“Kelak cucuku ini akan menjadi orang terkemuka. Aku berharap semoga Allah Ta’ala menjadikannya sebagat juru damai di antara dua kelompok Islam yg berperang.”

Ketika ia ingat sabda Baginda Nabi Saw. tersebut, maka ia rela melepaskan jabatannya sebagai khalifah dan ia segera membai’at Sahabat Mu’awiyah ra. sebagai khalifah, asalkan setelah Sayyidina Mu’awiyah ra. wafat, maka kursi kekhalifahan harus dikembalikan kepada kaum muslimin.

Tetapi Sayyidina Hasan ra. wafat sebelum Sahabat Mu’awiyah ra. Kemudian Sahabat Mu’awiyah ra. menurunkan kursi kekhalifahannya kepada Yazid, putranya, dan kaum muslimin membai’atnya secara sukarela maupun secara paksa.

Sedang Sayyidina Husein ra., tidak mau berbai’at kepada Yazid. Pada waktu itu, kebetulan penduduk Irak menulis surat kepada Sayyidina Husein ra. dan ia diminta datang ke Irak untuk dijadikan khalifah disana. Akhirnya Sayyidina Husein ra. pun berangkat menuju Irak.

Ketika mengetahui keberangkatan Sayyidina Husein ra. ke Irak, maka Yazid menulis surat kepada Ubaidillah bin Ziyad untuk memerangi Sayyidina Husein ra. dan rombongannya. Akhirnya Sayyidina Husein ra. dan beberapa keluarga Nabi Saw. lainnya terbunuh oleh tentara Ubaidillah di Medan Karbala sebagai syahid.

Menurut kami, siapapun yg membunuh Sayidina Husein ra. beserta keluarganya, termasuk juga yg menyuruhnya dan yg menolongnya, termasuk orang² fasik yg berbuat dosa, dan kelak Allah Ta’ala akan menghakimi mereka.

Menurut kami, Yazid tidak sama kedudukannya dengan Sayyidina Mu’awiyah ra. Sayyidina Mu’awiyah ra. adalah seorang Sahabat Nabi Saw., ia tidak pernah meninggalkan amal² fardhu dan ia tidak pernah melanggar larangan Allah Ta’ala sebagaimana yg telah dilakukan oleh Yazid.

Menurut kami, Yazid adalah seorang fasik yg tidak perlu diragukan kefasikannya, karena ia berani meninggalkan shalat. Membunuh orang² yg tidak bersalah, berbuat zina dan minum arak. Maka perhitungannya kami serahkan sepenuhnya kepada Allah Ta’ala.”

162 Masalah Sufistik

Mulai Perjalanan

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Buku Lain

Rekomendasi

Di sejumlah pesantren salafiyah, buku ini (Tanwir al-Qulub) biasanya dipelajari bersamaan dengan kitab-kitab fikih. Yang sedikit membedakan, kitab ini ditulis oleh seorang pelaku tarekat sekaligus mursyid dari tarekat Naqsyabandiyah.

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Sabilus Salikin

Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan KH. Sholeh Bahruddin Sengonagung Purwosari Pasuruan.
All articles loaded
No more articles to load

Tingkatan Alam Menurut Para Sufi

“Tingkatan Alam Menurut Para Sufi” فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُّوحِى فَقَعُوا لَهُۥ سٰجِدِينَ “Maka…

Islam, Iman dan Ihsan

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى…

Hidup Ini Terlalu Singkat

Postingan yg indah dari Bunda Amanah: Bismillahirrahmanirrahim. “Hidup ini Terlalu Singkat” Oleh: Siti Amanah Hidup…
All articles loaded
No more articles to load

Mengenal Yang Mulia Ayahanda Guru

Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya Muhammad Amin al-Khalidi qs.

Silsilah Kemursyidan

Dokumentasi

Download Capita Selecta

Isra' Mi'raj (Rajab)

26 Jan - 05 Feb

Ramadhan

30 Mar - 09 Apr

Hari Guru & Idul Adha

20 Jun - 30 Jun

Muharam

27 Jul - 06 Ags

Maulid Nabi

28 Sep - 08 Okt

Rutin

30 Nov - 10 Des

All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load
All articles loaded
No more articles to load

Kontak Person

Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.

Abangda Teguh

Sidoarjo, Jawa Timur

WhatsApp
Facebook
Telegram
Twitter
Email
Print