162 Masalah Sufistik (Masalah 90):
Seseorang bertanya: “Tentang maksud sabda Nabi Muhammad Saw.: ‘Seseorang yg mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya.”
al-‘Allamah al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad ra. menjawab: “Ketahuilah bahwa ucapan tersebut termasuk salah satu sabda Baginda Nabi Muhammad Saw. Meskipun ucapan tersebut pendek, tetapi isinya cukup padat, karena mengandung pengertian yg cukup luas dan ucapan tersebut menunjukkan bahwa Beliau diberi jawami’ul kalim.
Maksudnya, meskipun ucapan Beliau itu singkat, namun kandungan maknanya sangat dalam dan luas. Perlu diketahui, meskipun ucapan diatas mempunyai makna yg banyak, tetapi kami akan menyebutkan dua makna saja. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala berikut:
سَنُرِيْهِمْ اٰيٰتِنَا فِى الْاٰفَاقِ وَفِيْٓ اَنْفُسِهِمْ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُ الْحَقُّۗ اَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ اَنَّهٗ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda² (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan yg ada pada diri mereka, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagimu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?” (QS. Fussilat [41]: 53)
Dalam ayat yg lain, Allah Ta’ala berfirman:
وَفِيْٓ اَنْفُسِكُمْ ۗ اَفَلَا تُبْصِرُوْنَ
“Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. Az-Zariyat [51]: 21)
Makna yg pertama mengandung arti bahwa seseorang yg mengenali dirinya dengan sebaik-baiknya, maka pengenalan itu akan menyebabkannya mengenal Tuhannya. Misalnya jika engkau memperhatikan baik² dirimu yg serba tidak mampu melakukan sesuatu, maka engkau akan merasa bahwa disana ada Tuhan yg mampu memberimu kekuatan, sehingga engkau hidup dan dapat berbuat apa saja sekehendakmu.
Seorang ‘arif billah pernah bertanya kepada seseorang: “Bagaimana engkau dapat mengenal Tuhanmu?” Lalu orang tersebut menjawabnya: “Aku mengenal Tuhanku karena keinginanku untuk mengerjakan segala sesuatu cukup banyak, tetapi aku tidak dapat melakukannya dan aku ingin mencegah segala sesuatu yg akan terjadi. Akan tetapi aku tidak dapat melakukannya, maka sejak saat itu aku merasa bahwa disana ada kekuatan yg menentukan terjadinya segala sesuatu dan itulah kekuasaan Tuhanku Yang Maha Mulia.”
Makna yg kedua mengandung arti, jika dirimu sedang condong kepada kejahatan dan berpaling dari kebenaran serta ingin menikmati kelezatan dunia dan melupakan kesenangan akhirat, maka di saat itu engkau sadar bahwa tidak ada yg dapat menyelamatkanmu dari kecondonganmu semacam itu, selain Tuhan Yang Maha Kuasa dan pada saat itu pula engkau kembali berharap pertolongan-Nya.
Jika engkau telah mengenal Allah Ta’ala dari lubuk hatimu dan engkau telah berharap untuk menemui-Nya, maka pada saat itu Allah Ta’ala akan memberimu berbagai cahaya dan membuka bagimu berbagai rahasia.
Dan nafsumu yg penuh angkara murka akan diganti dengan nafsu yg tenang, yg tunduk kepada kebenaran dan yg cinta kepada segala kebaikan serta kepada orang² yg suka berbuat kebaikan dan akan dihilangkan dalam hatimu segala halangan yg menghalangimu untuk mendekati Tuhanmu.
Maka di saat itu engkau akan mengenal kelembutan pertolongan Allah Ta’ala dan besarnya perhatian-Nya kepadamu. Seseorang tidak akan mengenal Tuhannya sebelum ia mengenal keburukan dirinya. Karena itu perhatikan baik² keterangan diatas agar engkau mengenal Tuhanmu.”