162 Masalah Sufistik (Masalah 75):
Syaikh Ahmad bin Abu Bakar Basya’ban ra. bertanya: āTentang kebangkitan makhluk sebelum dibangkitkan ke padang mahsyar.ā
‘al-Allamah al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad ra. menjawab: āKebangkitan mereka terkait erat dengan panggilan yg menyeru mereka untuk bangkit kembali. Hal ini sebagaimana dengan firman Allah Ta’ala:
Ų«ŁŁ ŁŁ Ų„ŁŲ°ŁŲ§ ŲÆŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁ Ł ŲÆŁŲ¹ŁŁŁŲ©Ł Ł ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŲ±ŁŲ¶Ł Ų„ŁŲ°ŁŲ§Ł Ų£ŁŁŁŲŖŁŁ Ł ŲŖŁŲ®ŁŲ±ŁŲ¬ŁŁŁŁ
“Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).” (QS. Ar-Rum [30]: 25)
Demikian pula ketika mereka berdiri di atas shirath* setelah bumi dirubah bentuknya dan semua itu akan mudah terjadi dengan kehendak serta kekuasaan Allah Ta’ala. Pada saat itu Allah Ta’ala akan merubah bumi yg luas menjadi sempit dan tajam untuk menguji manusia berjalan di atasnya.
Dan seseorang boleh menafsirkan shirath dengan penafsiran yg lain, yaitu bukan jembatan yg terbentang diatas Neraka Jahannam. Semua itu bisa terjadi dengan kehendak dan kekuasaan Allah Ta’ala, sebab kekuasaan Allah Ta’ala Maha Luas.ā
*shirath: mayoritas ulama mengatakan bahwa shirath adalah jembatan atau titian yg terbentang diatas neraka, yg setiap orang pasti melewatinya.