162 Masalah Sufistik (Masalah 74):
Syaikh Ahmad bin Abubakar Basya’ban ra. bertanya: āTentang seseorang yg tidak mempunyai keturunan.ā
al-‘Allamah al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad ra. menjawab: āKetahuilah bahwa yg dimaksud keturunan adalah generasi mendatang yg dilahirkan oleh generasi terdahulu dan mereka masih terkait dengan generasi terdahulu.
Adapun firman Allah Ta’ala yg menyebutkan adanya keturunan:
ŁŁŲ”ŁŲ§ŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŁŁ Ł Ų£ŁŁŁŁŲ§ ŲŁŁ ŁŁŁŁŁŲ§ Ų°ŁŲ±ŁŁŁŁŁŲŖŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ“ŁŲŁŁŁŁ
“Dan suatu tanda (kebesaran Allah yg besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yg penuh muatan.” (QS. YaaSin [36]: 41)
Jika seseorang mengaku tidak mempunyai keturunan sama sekali, maka artinya mereka tidak mempunyai keterkaitan darah dengan generasi terdahulu maupun dengan generasi di bawahnya dan hal ini tidak mungkin terjadi. Akan tetapi jika ia mengatakan tidak mempunyai anak dan cucu, maka hal itu mungkin terjadi.
Sebab pada masa lain, mungkin ia akan mendapat anak serta cucu dan kemungkinan itu bisa terjadi sebelum ia mati. Tidak mengapa seseorang yg tidak mempunyai anak untuk mengasuh anak saudaranya atau anak kaum kerabatnya yg terdekat.