162 Masalah Sufistik (Masalah 68):
Habib Ahmad bin Awadh Bahsin ra. bertanya: āManakah yg lebih utama, Sayyidina al-Imam asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jilani ra. ataukah Sayyidina al-Imam al Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawi ra.?ā
al-‘Allamah al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad ra. menjawab: āKetahuilah bahwa al-Imam asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jilani ra., termasuk seorang wali yg diberi kekuatan untuk menggabungkan antara ilmu lahir dan batin, menempuh suluk tarekat serta mendidik para muridnya.
Bahkan karena istiqamahnya, sampai ia mendapatkan tingkatan musyahadah hakekat, sehingga ia merupakan wali quthub dan al-ghauts di masanya. Dan ia wafat setahun sebelum Sayyidina al-Faqih al-Muqaddam dilahirkan. Adapun Sayyidina al-Faqih al-Muqaddam termasuk syaikh tarekat dan hakekat, imam ahli lahir dan batin, serta seorang al-quthub ar-Rabbani.
al-Imam asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jilani ra. dan Sayyidina al-Faqih al-Muqaddam ra. termasuk dua imam yg agung, dua wali yg mulia, dua tokoh Ahlussunnah Wal Jama’ah yg terpandang. Akan tetapi kami sebagai anak cucu dari Sayyidina al-Imam al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Alawi Ba’alawi ra. lebih banyak bergantung kepadanya dari pada kepada al-Imam asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jilani ra., sebab Beliau adalah pusat ruhani kami.
Demikian pula al-Imam asy-Syaikh Abu Madyan al-Maghribi ra., termasuk salah satu wali quthub yg kami tokohkan. Tingkatan wali quthub berpindah dari al-Imam asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jilani ra. kepada al-Imam asy-Syaikh Abu Madyan al-Maghribi ra.
Kemudian setelah itu berpindah kepada Sayyidina al-Imam asy-Syaikh al-Faqih al-Muqaddam ra., meskipun antara masa al-Imam asy-Syaikh Abdul Qadir al-Jilani ra. dengan masa Sayyidina al-Faqih al-Muqaddam ra. ada beberapa wali quthub lainnya, hal ini dikarenakan terpisahnya antara kedua masa tersebut cukup lama.
Dalam hal ini, al-Imam asy-Syaikh al-Habib Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah ra. berkata: āKami tidak akan menilai keutamaan Sayyidina al-Imam al-Faqih al-Muqaddam ra. setelah berakhirnya masa sahabat, kecuali kalau ada dalil yg menyatakan keutamaannya, seperti keutamaan Sayyidina Uwais bin Amir al-Qarani ra.”