162 Masalah Sufistik (Masalah 53):
Syaikh Muhammad bin Abdurrahman Bamazru’ ra. bertanya, āSeseorang yg takut riya’ bolehkah ia meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar?ā
al-‘Allamah al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad ra. menjawab: āSeseorang tidak boleh meninggalkan tugas amar ma’ruf dan nahi munkar dalam keadaan apapun. Seseorang harus memerangi nafsunya sampai ia dapat meninggalkan riya’ dan bersamaan itu pula, ia harus menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar, meskipun ia mendapat tantangan yg kuat dari setan.
Dalam hal ini, Syaikh al-Fudhail bin ‘Iyyadh ra. berkata: āMeninggalkan sesuatu amal kebajikan karena manusia sama dengan berbuat riya’ dan melakukan amal kebajikan karena manusia sama dengan berbuat syirik.ā
Selama seseorang takut berbuat riya’, meskipun pada umumnya perbuatan itu jauh dari pribadinya. Kalaupun perasaan itu masuk ke dalam hatinya, maka cara menghilangkannya adalah dengan cara membencinya, meskipun ada perasaan berdosa.