162 Masalah Sufistik (Masalah 47):
Syaikh Abdullah bin Ahmad az-Zubaidi ra. bertanya: “Tentang nafsu dan dzikir.”
al-‘Allamah al-Habib Abdullah bin Alawi al-Haddad ra. menjawab: “Tentang nafsu yg lupa, berpaling dan suka mengulur-ulur waktu, berbuat congkak, lupa pada kematian, dan tidak menyiapkan bekal untuk akhirat, meskipun ia percaya kepada Allah Ta’ala serta kepada Rasul-Nya dan juga kepada hari kemudian.
Ketahuilah bahwasanya yg engkau sebutkan diatas itu, tidak akan menjadi seperti yg engkau sebutkan sifat²nya tanpa penyebab.
Menurut al-Imam Hujatul Islam al-Ghazali ra., seseorang harus memerangi nafsunya dan menekankannya dengan berbagai latihan, serta selalu berusaha meneranginya dengan melakukan berbagai macam ibadah dan membaca wirid².
Ketahuilah bahwa seseorang yg suka berdzikir sebagaimana yg engkau sebutkan sifat²nya, pasti akan mengalami berbagai keadaan dan akhir dari keadaan tersebut adalah ketika ia dapat memfana’kan dirinya dari alam semesta, sehingga ia tidak merasa apapun ada di hadapannya atau di sekitarnya selain hanya Dzat Allah Ta’ala.
Menurutku, seseorang yg gemar berdzikir seperti yg engkau sebutkan sifat²nya itu, hendaknya ia terus menerus berdzikir dengan kesungguhan hati dan ikhlas, bukan karena sesuatu.
Dan hendaknya ia terus menerus mengabdi kepada Allah Ta’ala tanpa tujuan apapun, selain hanya ikhlas untuk-Nya. Jika ia telah berbuat demikian, pasti Allah Ta’ala akan membuka jalan keluar baginya, sampai ia dapat menjadi seseorang yg terdekat di sisi Allah Ta’ala.”
Tanwirul Qulub
Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi