
01. Islam, Tasawuf, dan Tarekat
Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan
Sabilus Salikin atau Jalan Para Salik ini disusun oleh santri-santri KH. Munawir Kertosono Nganjuk dan
Prof. Dr. H. S.S. Kadirun Yahya Al-Khalidi menyatakan, tasawuf adalah “saudara kembar” fikih. Fikih pada hakikatnya merupakan
Tarekat adalah jalan yang dilalui oleh orang sufi dalam perjalanannya menuju Tuhan. Tarekat digambarkan sebagai
Alquran dan Sunnah adalah nash. Setiap muslim kapan dan di mana pun dibebani tanggung jawab untuk
Sejalan dengan apa yang disitir dalam Alquran, sebagaimana dijelaskan di atas, ternyata tasawuf juga dapat
Penjelasan Ibn Taimiyah mengenai tarekat sangat penting untuk dikemukakkan lebih jauh disini, sebab –sekali lagi–
Dengan mengacu pada uraian sebelumnya, dapat dipahami bahwa tarekat atau thariq al-shafiyyah (jalan para sufi) pada hakikatnya
Di samping menunjuk kepada pengertian-pengertian yang telah disebutkan sebelumnya, tarekat juga dapat didefinisikan secara singkat
Di dalam Alquran perintah berdzikir diungkapkan berkali-kali dan pada umumnya muncul dalam tiga redaksi, yaitu:
Kata mursyid berasal dari bahasa Arab dan merupakan isim fa’il (Inggris: present participle) dari kata
Ngaji bersambung kitab Sabilus Salikin sudah sampai bagian ke-11. Pada edisi lalu, dibicarakan tentang mursyid
Urgensi posisi Mursyid yang sangat penting dalam thariqah sebagai jalan menuju Tuhan sebenarnya erat kaitannya
Di dalam Alquran, Allâh SWT membuat perumpamaan tentang Cahaya (nûr)-Nya yang diungkapkan dengan redaksi: اللهُ
Dari segi bahasa makna rabitah adalah hubungan atau ikatan; terambil dari kata rabth yang berarti mengikat atau menghubungkan, (al-Munawir Qamus ‘Arabi-Indunisia,
Dalam wacana sufi, perjalanan dalam menempuh jalan-jalan menuju Tuhan disebut dengan suluk. Adapun orang yang
Ibnu Taimiyah yang selama ini dituding sebagai anti tarekat ternyata justru sangat mendukung suluk sebagai unsur
Tarekat adalah satu tradisi keagamaan dalam Islam yang sebenarnya sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad
Tarekat sangat banyak jumlahnya. Mari kita mengenal mereka secara mendalam. Namun terlebih dahulu, lihat dan
Ngaji kitab Sabilus Salikin yang disusun oleh pengasuh Pondok Pesantren Ngalah Pasuruan, Sholeh Bahruddin beserta
Sabilus Saikin bagian ke-20 masih melanjutkan pengertian sufi dan tasawuf menurut ulama dalam kitab Tahdzîb al-Asrâr
“Barangsiapa yang bertasawuf tanpa Ilmu Fiqih, maka dia disebut zindiq (orang yang pura-pura beriman), dan barangsiapa yang
Penjelasan dan keterangan Berikut ini adalah penjelasan beberapa istilah; Sâlik adalah murid, yakni para penempuh jalan
Begitu banyak istilah dalam ilmu tasawuf. Edisi ini masih melanjutkan tema mengenai istilah-istilah dalam tasawuf.
Pada dasarnya pengakuan dosa dengan memohon ampun kepada Allâh SWT merupakan perbuatan taubat. Karena secara harfiah taubat adalah rujû‘ (kembali).
Pilar agama itu ada tiga, yakni islam, iman, dan ihsan…… أَرْكَانُ الدِّيْنِ ثَلَاثَةٌ: الْإِسْلَامُ، وَالْإِيْمَانُ،
Etika baik, budi pekerti luhur, atau akhlak terpuji memang bisa dibentuk oleh lingkungan. Namun, akhlak
Takwa adalah merasa takut untuk melakukan hal/perbuatan yang dilarang oleh Allâh SWT, sehingga memilih untuk
وقال في الحكم : “نُوْرٌ مُسْتَوْدَعٌ فِي الْقُلُوْبِ، مَدَدُهُ النُّوْرُ الْوَارِدُ مِنْ خَزَائِنِ الْغُيُوْبِ”، (الفتوحات
Zuhud adalah kosongnya hati dari sesuatu yang tidak ada padanya (Risâlah al-Qusyairiyah, halaman: 116). Syaikh Dhiya’uddin
وَأَمَّا الْفَرْقُ بَيْنَ الشَّرِيْعَةِ وَالطَّرِيْقَةِ فَقَالَ الصَّاوِي، وَالشَّرِيْعَةُ الْأَحْكَامُ الَّتِيْ شَرَعَهَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
Zikir merupakan rukunnya tarekat dan menjadi kuncinya haqîqat dan juga menjadi pedangnya para murid (salik) dan benderanya
Zikir sendiri terbagi menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat atau derajat, yaitu sebagai berikut: وَالذِّكْرُ وَهُوَ
Nafsu adalah unsur rohani manusia yang memiliki pengaruh paling banyak dan paling besar di antara
قال النبى: حُكَمَاءُ عُلَمَاءُ كَادُوْا مِنْ صِدْقِهِمْ أَنْ يَكُوْنُوْا أَنْبِيَاءَ، (حلية الأولياء، جز 7، ص:
Menurut Ibrahim bin Adham, agar seorang salik dapat mencapai derajat orang-orang salih, maka ia harus melakukan enam
Pembahasan ini, karamah atau dalam bahasa Indonesia Keramat, mengundang kontroversi. Keramat dalam bahasa Indonesia diartikan
Satu dalil “aqli” tentang terjadinya karamah adalah hamba sebagai kekasih Allah SWT atau “waliyullah”, seperti
Pada bagian ini, kita memasuki jenis-jenis karamah atau keramat dalam bahasa Jawa. Seperti keterangan-keterangan sesudahnya,
Terdapat beberapa pendapat dari mereka yang menolak atau tidak menyepakati adanya karamah. Alasan-alasan itu adalah
Pada dasarnya para wali atau rijalullâh memiliki banyak tingkatan dan ahwal yang berbeda-beda, diantara mereka ada wali
Lima belas wali yang disebut Rijal al-Hannan dan al-Athfi al-Ilahi Yaitu: wali yang berjumlah 15
Setelah beberapa edisi kita mendapatkan keterangan ihwal wali, dalil kewalian, pro dan kontranya, sekarang kita
Bab II Kitab Sabilus Salikin telah berakhir. Sekarang mari kita memulai Bab III Uwaisiyah merupakan
Setelah pertemuan antara Uwais dengan Umar dan Ali, tersiarlah kabar bahwa Uwais memiliki derajat yang
Malamatiyah adalah nama tarekat yang mulai berkembang pada pertengahan abad ke 3 H. di NaisAbûr
Imâm Ghazali dalam kitab Raudhah al-Thalibîn, bab ke 15 dan al-Majmû’ al-Rasâil, halaman: 132. menyatakan wajib
Ketetapan-ketetapan Malamatiyah adalah sebagai berikut: Tidak menampakkan dan tidak menyembunyikan kejelekan. Artinya, Sâlik Malâmatiyah melakukan sesuatu dengan
Abû al-Qâsim al-Junaid ibn Muhammad al-Junaid al-Kharaz al-Qawariri al-Baghdâdi memiliki julukan (laqab) Abû al-Qâsim. Julukan
Suatu ketika al-Junaid ditanya tentang kemegahan dunia. Jawabnya, “Keberhasilan atas segala kebutuhan dunia adalah dengan
Awal pendidikan al-Junaid dimulai dengan belajar ilmu pengetahuan agama pada pamannya sendiri, Sari al-Saqathi, yang
Sanad adalah mata rantai orang-orang yang membawa satu disiplin ilmu (silsilah al-rijâl). Mata rantai ini terus
Tarekat Ghazaliyah dinisbatkan kepada Abu Hamid Muhammad aL-Ghazali (lahir 450 H./ 1111 M.) Mujaddid abad ke-5
Dasar-dasar Tarekat Ghazaliyah terkumpul dalam istilah Qawaidul ‘Asyrah (al-Ghazâli: Majmu’ al-Rasail al-Imam al-Ghazali, Dâr al-Fikr: 1996,
Kewajiban Sâlik dan orang yang menginginkan menjalankan tarekat (murid) untuk menuju kepada Allah SWT, (Muhammad
Sâlik harus memenuhi beberapa syarat sebelum memasuki tarekat, menurut al-Ghazâli memerlukan beberapa syarat yang tidak
Tarekat Ghazâliyah memiliki perhatian besar terhadap zikir, fikir dan wirid. Dengan zikir terus-menerus akan melahirkan
Wirid Siang terperinci menjadi 7, masing-masjng memiliki waktu tertentu: Dari shubuh hingga matahari terbit, (al-Ghazâli,
Bacaan-bacaan ayat Alquran yang disunnahkan adalah: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ ﴿١﴾ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Berikut penjelasan lebih detail amalan-amalan wirid di malam hari yang terbagi menjadi lima: Waktu masuk shalat
Sebagaimana termaktub dalam kitab Ihyâ’ ‘Ulûm al-Dîn, juz 1, Indonesia: al-Haramain, halaman: 353-354, disebutkan bahwa
Imam al-Ghazâli meninggalkan suatu hizib yang terkenal dan cukup panjang: Hizib Ghazâliyah LINK DOWNLOAD PDF بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ
Pendiri: syaikh Sa’d al-Dîn al-Jabbawi al-Syaibani al-Idrisi al-Hasani Penyebaran: Syam, Mesir, Turki, Maroko dan lain-lain
Wirid Ashghâr: Wadzifah yang dibaca setelah subuh dan maghrib dengan berurutan dan jumlah yang telah ditentukan:
Wirid Selama Satu Minggu Wirid hari Sabtu: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الَّرحِيْمِ اللهم أَنْتَ الْأَبْدِي الْقَدِيمِ
Wazhifah Thariqah Sa’diyah Di dalam thariqah Sa’diyah ada beberapa wazhifah yang dilakukan secara berjama’ah diantaranya:
Wadzifah Nûrâniyah adalah wadzifah yang biasa dibaca oleh Sayyiduna Maulânâ Syamsu al-Zaman yaitu Syaikh Thâriq al-Sa’dî
Biografi Syaikh Abdul Qadir al-Jilani Nama Qâdiriyah diambil dari nama pendirinya yaitu Syaikh Abdul Qâdir
Silsilah Tharîqah Qâdiriyah adalah sebagai berikut: (1) Allâh Swt,(2) Jibril As,(3) Sayyidina Muhammad Saw.,(4) Sayyidina
Syaikh Abdul Qâdir Jailani Ra. menetapkan tujuh ajaran dasar tharîqah Qâdiriyah: Mujahadah: melawan kehendak hawa
Tata Cara Baiat Tharîqah Qâdiriyah Mursyid memberikan pengetahuan tentang akidah tata cara ibadah mengetahui halal
Adab Sâlik terhadap Diri Sendiri Ber-i’tiqat dengan benar yakni i’tiqat ahlu sunnah wal jama’ah; Berpegang
Tata Cara Kholwat 40 Hari Tharîqah Qâdiriyah Tidak berbicara kecuali dengan pembicaraan yang diridhai oleh
Hizb Shoghir حِزْبُ الصَّغِيْرِ اَللهم حُلْ هَذَا الْعُقْدَةَ وَأَزِلْ هَذِهِ الْعُسْرَةَ، وَلَقِّنِيْ حُسْنَ الْمَيْسُوْرِ وَقِنِيْ
Adab Khataman Menurut Syaikh al-Kurdi dalam kitab Tanwîr al-Qulûb fi Mu’amalati ‘Allamil Ghuyûb menyebutkan 8 adab
Tharîqah yang pendiriannya dinisbatkan kepada seorang wali quthub yang menjadi tonggak tharîqah dan tokoh para wali besar yaitu Syaikh Sayyid
Abu Shayyad penulis biografi tokoh-tokoh al-Rifa`iyah dan cabang-cabangnya dalam kitabnya Tanwirul Absar fi Thabâqati Sadat al-Rifa`iyah, sebagaimana dikutip oleh
Tharîqah al-Rifâ’iyah masuk ke Indonesia melalui Nuruddin Muhammad bin Ali bin Hasanji al-Humaidi as-Syafi’i al-Idrusy al-Raniry
Ajaran Tharîqah al-Rifa`iyah Pada dasarnya Tharîqah al-Rifa`iyah dilandasi pada 2 dasar yang tidak mungkin terpisah dari ke duanya,
Seseorang yang akan bergabung dalam Tarekat al-Rifa`iyah terlebih dulu harus dibaiat. Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai
Bacaan wirid dalam Tarekat al-Rifa`iyah dijelaskan di dalam kitab Qawa`id al-Mar`iyah fi Ushul al-Tarekat al-Rifa`iyah, halaman 85-89. Membaca al-Fatihah
Berikut beberapa asas (dasar) dan adab (etika) sâlik dalam tarekat Rifa`iyah yang dijelaskan dalam Qawa`id al-Mar`iyah fi Ushul al-Tarekat al-Rifa`iyah; Cinta
Halaqah zikir secara umum dilaksanakan tiap malam setelah shalat Isya’, para sâlik tarekat Rifa`iyah melakukan zikir khusus tiap malam.
Sebagian sâlik membaca Asmaul Husna berikut ini: عَلىٰ مَـنْ لَـهُ وَجـْـهٌ يَـفَـوْقُ عَـلَى الْبَــدَرِ صَــلاَتِيْ وَ تَسْـلِـيْمِيْ
Masih mengenai tata cara halaqah zikir: Kemudian membaca al-Fatihah Lalu Mursyid membaca; دُسْتُوْرٍ يَارَسُوْلَ اللهِ دُسْتُوْرٍ يَاأَنْبِيَاءَ
Adab Salik terhadap Mursyid Memiliki tata krama yang baik; Khusyu’, khudhu’; Mengetahui kedudukan dan derajat
Tarekat ini dinisbatkan kepada Syaikh Syihab al-Din Abu Hafsh Umar bin Abdillah bin Muhammad al-Taimi
Ajaran Tarekat Suhrawardiyah adalah sebagai berikut: Berpedoman pada ajaran tauhid dan menjalankannya dengan kesungguhan Menjalankan
Salik dianjurkan untuk melakukan khalwat tiap setahun sekali baik di rumahnya, pondok (zawiyah), atau di
Safar berarti perjalanan yang dilakukan kaum sufi dari satu daerah ke daerah lain. Perjalanan (safar) sangat bermanfaat dalam
Berbagai wirid yang harus diulang-ulang oleh hampir semua kaum darwis adalah: La ilaha illa Allah (Tidak
5. Membaca wirid ketika matahari akan terbit Ketika matahari akan terbit, salik mulai membaca: Surat
Khalwatiyah diambil dari kata “khalwat”, yang artinya menyendiri untuk merenung. Diambilnya nama ini dikarenakan seringnya
Jalur penyebaran Tarekat Khalwatiyah berawal dari Iran, Mesir, Sudan, kemudian masuk ke Timur Tengah (termasuk
Tata cara mursyid mentalqin atau mengajarkan/memahamkan/membimbing murid-murid yang akan masuk ke dalam Tarekat Khalwatiyah adalah
Berikut ini wasiat yang disampaikan oleh syaikh Quthbuddîn Musthafâ bin Kamâluddin al-Bakwi al-Khalwati bagi murid pengikut
Aurad Khusus (Adzkâr al-Sulûk) Adzkaru al-Suluk ini bisa dibaca atau diamalkan jika mendapat bimbingan atau
Pendiri Tarekat Kubrâwiyah adalah al-Imâm al-Zâhid al-Qudwah al-Muhaddits al-Syâhid Shâni al-Auliyâ’ Abû al-Jannâbi Ahmad Ibn
Imam Tarekat Hisytiyyah (di judul ditulis Histiyah) adalah Khawaja Mu’inuddin Hasan Sanjari Hisyti. Terkadang ia
Para Syaikh dalam Tarekat Hisytiyyah menganjurkan metode zikir sebagai berikut ini: sang murid mesti duduk dengan lutut
Kemudian sang murid diperintahkan untuk melakukan dzikr-i-laq-laqa. Ini adalah mengingat Allah SWT. secara diam-diam dan terus-menerus tanpa
Anggota-anggota Tarekat Hisytiyyah mengamalkan dzikr pas-i-anfas atau “zikir menjaga napas” sebagai berikut: Sang dzákir mengucapkan la iláha dalam napas yang dihembuskan,
Perlu kiranya mengetahui beberapa hal lagi tentang zikir menahan napas. Syekh Kalimullah Jahânâbâdi mengatakan bahwa
Dalam karyanya berjudul Kasykül, Syakh Kalimullah juga berbicara tentang berbagai zikir yang diturunkan dari hati ke hati.
Syaikh Kalimullah adalah seorang syaikh berkedudukan tinggi dalam Tarekat Hisytiyyah. Ia adalah khalifah dan murid Syaikh Yahyâ
Dalam hubungan ini, timbul keragu-raguan. Zat Mahabenar yang diingat dan dicari, yakni Haqq atau “Tuhan” mengandung kemutlakan
Tarekat ini dinisbatkan kepada Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullâh al-Tha’i al-Hatimi al-Andalusi
Pada beberapa bagian karyanya, Ibn ‘Arabi menyebutkan secara tersurat maupun tersirat upayanya untuk kembali kepada
Pada akhir perjalanan panjangnya dari barat, Ibn ‘Arabi akhirnya tiba di Makkah pada pertengahan 1202.
Secara tipikal Ibnu Arabi dianggap sebagai seorang sufi. Anggapan ini relatif benar jika memahami istilah
Satu hal yang dapat kita pelajari dari ulama yang mumpuni adalah bahwa ia tidak hanya
Syaikh (mursyid) adalah orang sempurna dalam keilmuan syariat, tarekat, dan hakikat. Ia juga sampai pada
Syaikh Ibnu Arabi berpendapat mengenai hal atau keadaan yang bukan berasal dari keilmuan atau pendengaran. Hal-hal tersebut
Melanjutkan edisi sebelumnya, masih ada sejumlah keadaan yang menurut Ibnu Arabi berada diluar (jalur) keilmuan
Tarekat Alawiyah adalah tarekat yang pendirinya dinisbatkan kepada seorang ulama besar. Ia adalah Ustaz Adzam
Wiridan Tarekat Alawiyah tidak sebanyak wirid-wirid tarekat lain. Mari kita lihat, seperti di bawah ini:
Zikir dan do’a dilakukan setiap hari. Zikir dan doa tersebut meliputi: lâ ilâ ha illallâh 25000
Nama lengkap pendiri Tarekat Syadziliyah adalah Abu al-Hasan al-Syadzili ‘Ali bin ‘Abdillah bin ‘Abd al-Jabbar
(sambungan) Setelah melakukan perjalanan yang memakan waktu beberapa hari, akhirnya ditemukanlah gunung yang dimaksud. Al-Syadzili segera
Al-Syadzili mulai menapaki perjalanan yang sesuai dengan apa yang telah dipetakan oleh sang guru, yaitu
Pada saat itu, negeri Tunisia berada di bawah kekuasaan pemerintahan seorang sultan atau raja yang
Beberapa hari al-Syadzili dan rombongan melakukan perjalanan, dan tibalah di negeri Mesir. Al-Syadzili langsung menuju
Pada awal bulan Dzulqa‘dah tahun 656 H./1258 M., terbetik di hati al-Syadzili untuk kembali menjalankan
Pendidikan yang diperoleh diawali dari orang tuanya, kemudian dilanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi lagi
Pada suatu hari al-Syaikh berkata kepada al-Syadzili, “Wahai anakku, hendaknya Engkau senantiasa melanggengkan thaharah (mensucikan diri) dari syirik.
Sebagaimana tarekat muktabarah lainnya, tarekat Syadziliyah juga bersumber dari Rabb al-‘Izzah Rabb al-‘Alamin. Ajaran tarekat, atau
Tarekat ini dinisbatkan kepada seorang wali kutub (pemimpin wali) terkenal yang bernama al-Sayyid al-Hasib al-Nasib
Syaikh Ahmad al-Badawi wafat pada tahun 675 H. Ia telah menjalankan tugasnya dengan baik. Ia meramaikan
Tarekat Maulawiyah adalah sebuah tarekat yang didirikan oleh Maulana Jalaluddin al-Rumi (605 H/1207 M –
Kalangan dervish diwajibkan mengabdi kepada guru sufi, bahkan terdapat semacam pembekalan dalam penyelenggaraan pertemuan ritual mereka. Kehadiran
Pendiri Tarekat Dasuqiyah adalah Syaikh Ibrahim bin Abd al-‘Aziz al-Dasuqi al-Quraisyi. Beliau lahir di Dasûq,
Pertama, memelihara adab dan aturan syariat, yang didasarkan atas Alquran dan sunnah Nabi Saw. Mengenai
Silsilah Tarekat Naqsyabandiyah secara lengkap sebagai berikut: (H.A. Fuad Said, Hakikat Tarikat Naqsyabandiyah, Pustaka Al Husna
Pendirian Tarekat Naqsyabandiyah dinisbatkan kepada wali quthub bernama Muhammad Bahauddin bin Muhammad bin Muhammad al-Syarif
Ajaran Tarekat Naqsabandiyah di Indonesia pertama kali di perkenalkan oleh Syaikh Yusuf Al-Makassari (1626-1699). Syaikh
Zikir Tarekat Naqsyabandiyah bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan lisan (jahr) atau dengan sirri (qolbi).
Lafal atau kalimat yang digunakan dalam zikir itu beragam. Dalam tarekat Naqsyabandiyah lafal yang digunakan
Tawajjuh atau tawajjuhan adalah majelis zikir yang ada dalam tarekat. Dalam prakteknya, tawajjuhan dilaksanakan dalam ruangan yang tertutup. Hal ini
Wuquf Zamani berarti seorang salik setelah dua atau tiga jam melihat bagaimana keadaan dirinya. Jika keadaannya hudhur (hadir) bersama
Syarat Suluk Memperoleh izin dari guru mursyid atau dari orang yang sudah diberi ijazah untuk memberikan
Asal mula disyaratkan khalwat selain mengikuti jejak Nabi Musa As yang bermunajat di bukit Tursina hingga 40
Tarekat apa pun, termasuk Naqsyabandiyah, mensyaratkan untuk menyedikitkan bicara, makan, dan tidur. Berikut ini dalil
Ketika Anda ditanya tentang apa kewajiban mursyid atas hak-hak murid, dan tentang apa kewajiban murid
Tata krama murid meliputi tata krama murid terhadap mursyid, terhadap dirinya sendiri, dan terhadap sesama
Hakikat fana’ adalah hilangnya sifat-sifat yang hina, dan baqa’ adalah wujudnya sifat-sifat yang terpuji. Ketika seorang hamba (salik) mengganti
Jumlah muraqabah ada dua puluh. مُرَاقَبَةٌ اَحَدِيَّةٌ yaitu memperhatikan dengan seksama terhadap dzat, sifat dan af’al Allah SWT
مُرَاقَبَةُ وِلَايَةِ الْعُلْيَا artinya pengawasan terhadap Allah SWT yang menciptakan terhadap wilayahnya malaikat. Dalilnya “هُوَ
Syaikh Ibrahim bin Ali bin Umar al-Matbuli dikenal sebagai imam para wali di masanya. Beliau
Salik harus istiqâmah dalam bertaubat. Taubat memiliki tingkatan-tingaktan yaitu (1) taubat dari dosa-dosa besar, (2)
Tarekat Syathariyah adalah tarekat yang dinisbatkan kepada Syaikh Abdullah al-Syaththar (w.890 H/1485 M). Ulama ini
Syaikh Ahmad Qusyairi menerangkan sesuatu yang mengharukan dalam kitab al-Simth al-Majid halaman 143-144 yang mengutip
Perlu diketahui bahwa keberadaan Rasul di kalangan ahli Syathariyah tidak terputus ketika Nabi Muhammad Saw
Niat meminta ilmu Syathariah نَوَيْتُ لِدُخُوْلِ طَرِيْقِ الصَّالِحِيْنَ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى Mandi bersuci, niatnya: نَوَيْتُ
Ada riwayat Hadis yang menjelaskan tentang tata cara talqin zikir dan penambahannya. Semua itu dijelaskan
Persiapan untuk mendapatkan izin dari guru yang berhak dan sah menunjukkan ilmu Syathariyah adalah dilatih
Seorang salik di dalam mengamalkan Tarekat Syathariyah harus mengikuti talqin zikir terlebih dahulu oleh seorang
Aidrusiyah adalah nama dari tarekat yang masyhur di kalangan bani Alawi. Nama tersebut berasal dari
Setiap maqam bagi salik bisa menghasilkan ahwal aalik, berikut maqam-maqam salik: Taubat, dengan hati yang sungguh-sungguh dan
Tarekat ini dinisbatkan kepada Syaikh ‘Aziz Mahmud Hada’I (w.1628 M) dari Syaikh Muhammad Syahir, dari
Bersungguh dalam kurun waktu 40 tahun; Memperbaiki watak, nafsu, ruh; Melakukan sayr (perjalanan) dalam tangga syariat, tarekat,
Tarekat Bayumiyah dinisbatkan pada Imam Arif al-Qutbi Sayyid Ali Nuruddin. Beliau keturunan Rasulullah Saw. Urutannya,
Di antara aurad-aurad dan hizib Tarekat Bayumiyah: Hizbu as-Shaghir Hizbu al-Kabir Shalawat dan tawasul Syi’ir-syi’ir pujian Hizib
Samaniyah adalah nama tarekat yang pendiriannya dinisbatkan kepada Syaikh Muhammad bin’ Abdul Karim al-Sammani al-Madani.
Amalkanlah do’a ini secara terus menerus: اللهم اغْفِرْ لِأُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللهم ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا
Tarekat yang pendiriannya dinisbatkan pada seorang wali quthub besar yaitu Abdullah bin Alwi aI-Haddad. Nasabnya
1. Berpegang teguh pada tali agama Allah Swt. dengan mengamalkan Al-Qur’an dan Hadis, kesepakatan para
Dalam memantapkan keyakinan dan ketakwaan pengikut tarekat, al-Haddad memberikan wasiat kepada mereka untuk diamalkan. Di
Nama al-Tijani diambil dari suku Tijanah yaitu suku yang hidup di sekitar wilayah Tilimsan, Aljazair.
Amalan wirid Tarekat Tijaniyah terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu: istighfar, salawat, dan tahlil. Tiga
Di dalam Tarekat Tijaniyah terdapat dua macam zikir yaitu: Zikir lazim (yang harus diamalkan). Zikir
Tarekat Idrisiyah dinisbatkan kepada nama Syaikh Ahmad bin Idris al-Fasi al-Hasani (1172–1253 H./1758-1837 M). Ada
Sebagaimana Tarekat Sanusiyah, Tarekat Idrisiyah memiliki banyak pengikut terutama di daerah Afrika seperti Tunisia, Libya,
Berikut ini adalah tata cara mengamalkan zikir Tarekat Idrisiyah yang dijelaskan di dalam kitab al-Nafahât al-Aqdasiyah
Pendiri tarekat ini adalah Syaikh Muhammad bin Ali bin Sanusi bin Arabi bin Muhammad bin
Kewajiban salik Tarekat Sanusiyah untuk melakukan dakwah berpegang pada beberapa pedoman. Menyampaikan wahyu Allah kepada
Sanad Tarekat Hidiriyah Muhammadiyah yang diterima Syaikh Muhammad Sanusi dari Syaikh Ahmad al-Rifi al-Qal’i bin Abdu
Aurad Tarekat Sanusiyah secara umum yaitu: Membaca Al-Qur’an al-Karim Membaca istighfar Membaca tahlil Membaca salawat
Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah merupakan gabungan dari Tarekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah (TQN) yang didirikan
Proses khataman biasanya dilaksanakan oleh mursyid atau wakil (khalifah) dalam posisi duduk berjamaah setengah lingkaran
Dalam pelaksanaan zikir, Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah melakukan beberapa tata acara amaliyah yang sudah ditetapkan,
Istilah suluk (merambah jalan kesufian) terdapat dalam Al-Qur’an Surat an-Nahl; 69. فَاسْلُوْكِىْ سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلاً
Pengertian rabitah atau wasilah adalah perantara guru (syaikh), yaitu murid berwasilah pada guru (syaikh). Menurut
Muraqabah memiliki perbedaan dengan zikir terutama pada obyek pemusatan kesadaran (kosentrasinya). Zikir memikili obyek perhatian
Tanya: Bagaimana hukum masuk tarekat dan mengamalkannya? Jawab: Jikalau yang dikehendaki masuk tarekat itu belajar
Tanya: Apakah boleh seorang masuk tarekat Naqsyabandiyah dan lainnya secara bersama? Apakah demikian itu tidak
Tanya: Menurut keputusan kongres Jam`iyah Tarekat Mu’tabarah di Tegal Rejo, bahwa orang baiat tarekat “mu’tabarah”
Tanya: Bagaimana hukum menggerak-gerakkan atau menundukkan kepala ketika berzikir? Jika dengan menggerak-gerakkan atau menundukkan kepala
Dalam dunia tarekat, yang menjadi mursyid atau khalifah semuanya adalah dari kalangan pria. Hal ini
Pejalan Ruhani adalah media online Yayasan Surau Baitul Fatih, Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah.
Sekretariat: Perum Jaya Maspion Permata Beryl B2-10 Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur
61254
Mulai perjalanan ruhani dalam bimbingan Mursyid Thariqat Naqsyabandiyah Khalidiyah, Sayyidi Syaikh Ahmad Farki al-Khalidi qs.